Mohon tunggu...
Mas Ovic
Mas Ovic Mohon Tunggu... Lainnya - Gak tau

Driver gojek

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Taubat Sang Penjaja Seks (1)

8 Mei 2017   20:04 Diperbarui: 8 Mei 2017   20:47 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Bali. pulau yang menjadi tujuan rantau bagi Ryo, pemuda desa yang memiliki impian besar, impian mulia, yang ingin menjadi inspirasi bagi umat manusia di bumi. Pria ini sudah berjanji kepada dirinya sendiri untuk tidak merokok, minum minuman beralkohol, mentatoo badannya, dan menjadi pria baik-baik. Tidak seperti kebanyakan pria yang suka nongkrong bareng teman-temannya, Ryo memilih menjadi introvert. Meskipun itu bukan pilihan, dia tidak dilahirkan sebagai erkstrovert. Ryo juga bisa di katakan pria yang pandai, pernah mendapat peringkat satu di jenjang sekolahnya, namun tidak pernah bermimpi untuk menjadi mahasiswa dan PNS. Baginya pendidikan SMA sudah cukup bersaing untuk mencari kerja di kota, dan tidak menjadi PNS karena baginya profesi tersebut sangatlah mainstream. Ryo yang pendiam pernah sekolah di pondok pesantren meskipun hanya 3 tahun, namun ilmu yang diperoleh melebihi besarnya 2 gunung kembar. Dia mehir membuat kaligrafi, mahir membaca kitab suci, dan satu hal yang dia dapatkan yang membuatnya berbeda dari pria manapun. Dia tidak pacaran, dia menganut paham pacaran setelah menikah. Ini yang membuat dia banyak dibully, namun dia tidak peduli apa yang di katakan orang, yang dia inginkan adalah bissa membalas bully-an orang yang membully nya dengan kesuksesan yang besar. Sungguh sangat mulia.

Rasa penasaran ryo tentang pulau eksotis milik indonesia itu akhirnya perlahan mulai hilang. Ryo yang selama hidupnya belum pernah pergi ke pantai menjadikan pantai kuta adalah pantai pertama yang ia kunjungi. Sangat keren, bukan. Tapi ada satu hal yang dia khawatirkan, Bali adalah tempat yang bebas. Bebas menenteng bir di jalan, dan tentunya yang di sukai naluri lelaki seperti Ryo juga yaitu seks bebas. Banyak pasangan muda-mudi di sana yang belum menikah sudah tinggal bersama dalam satu kostan. Ini yang membuat Ryo berfikir, hal ini harus dimanfaatkan untuk menjadi Don Juan. Namun, jauhi rokok dan alkohol serta obat-obatan terlarang. Kehidupan Ryo biasa saja seperti saat dia merantau di jakarta, namun berubah setelah mengenal putri, wanita cantik nan menggoda yang Ryo beri julukan wonderland, Ryo sering menghayal bernyanyi untuk putri dan mangatakan, "putri, your body is wonderland".

Sifat introvert Ryo menghalanginya untuk kenal lebih dekat dengan Putri, terlebih setelah dia tahu bahwa sang wonderland adalah wanita yang menjual tubuhnya. Bila para pria harus merogoh kantongnya untuk bermalam bersama putri, Ryo mencari akal bagaimana cara memiliki Putri tanpa keluar sepeserpun uang. "Hey, itu bukan impian besar, apalagi mulia. Itu impian bejat, impian pria pendosa, bukan karakter pria yang pernah menjadi santri". Ryo pun berdebat dengan sisi baiknya. "Aku selama ini menjadi pria baik-baik, menghindari rokok dan alkohol. Kebebasan ini harus aku manfaatkan". Impian Ryo masih besar dan mulia, dia ingin membangun perpustakaan bagi semua orang, masih tetap ingin menjadi inspirasi orang lain dan tidak ingin orang mengenalnya. "Hey, bagaimana bisa kamu menjadi inspirasi bagi orang lain, jika orang lain tidak tahu siapa kamu". Namun Ryo memegang teguh ungkapan tangan kanan memberi tangan kiri dilarang tahu. Jika tangan saja seperti itu, apalagi orang lain.

Kehidupan Ryo masih biasa saja, makan, minum, dan mencari uang. Uang untuk makan dan minum, tapi tidak untuk bermalam dengli8aan putri. Komitmen Ryo untuk tidak pacaran masih terbilang biasa saja. Ada yang lebih parah lagi, ada yang pernah mengatakan "Tidak masalah tidak punya istri, yang penting pernah merasaka hubungan suami istri" kepadanya. Ryo berpikir ada benarnya, namun itu hal bodoh. Karena itu hanya mementingkan kepuasan sesaat, tidak memikirkan masa depan.

Di satu kesempatan dia bertemu dan berbincang dengan putri, ingin sekali ia mengeluarkan uang dan langsung bermalam demi kepuasan sesaat. Namun bukan itu impiannya terhadap Putri. Dia masih menghormati Putri dan sisi baiknya masih mengingatkan tentang impiannya yang mulia. Putri memang selalu menggoda, itu hanya demi uang dan sepertinya tidak ada niatan untuk berada di jalan yang benar. Mungkin jalan seperti itu lebih menguntungkan dan memuaskan...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun