Mohon tunggu...
Mas Ovic
Mas Ovic Mohon Tunggu... Lainnya - Gak tau

Driver gojek

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Aku Rela Menikahimu

11 Maret 2018   17:22 Diperbarui: 11 Maret 2018   17:39 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Jantungku berdetak sangat cepat, badanku melemah, dan aku ingin menangis terbahak-bahak. Wajahku memerah dan mataku berkaca-kaca begitu saja tatkala mendengar kamu hamil dan pacarmu meninggalkanmu tak mau bertanggungjawab, ia kabur meninggalkan mu di pelukan ibumu. Hatiku hancur, lebih hancur saat kau putuskan cintaku dan menerima cinta temanku. Kamu tahu kan, aku tak rela mengikhlaskanmu saat kamu pergi tinggalkan aku. Kamu dan teman-teman pun tahu aku masih menginginkan kamu meski kita sudah satu semester berpisah sebagai kekasih. 

Pacarmu tak bisa dihubungi, tak ada kabar hilang terbawa tsunami. Ya sudahlah, jika aku bertemu nanti pasti sudah kuhabisi dia. Aku meneleponmu malam itu tapi kamu tak mau berbicara dengan siapa saja kata ibumu. Ibumu ingat aku, yang dulu pernah dan masih cinta 12 kali kepadamu. Aku minta ijin kepada juga ayahmu untuk menemuimu dan kuberi pesan kepada mereka untuk kusampaikan kepadamu. Aku tak peduli mau atau tidak mau mu.

Malam ini aku pergi menemuimu meninggalkan bali, juga meninggalkan pekerjaanku demi kamu. Kamu yang tak pernah rindu padaku, yang pernah kecewa dengan sikapku, yang pernah membuat sakit hatiku, yang seharusnya aku tinggalkan, lupakan, dan ikhlaskan.

Aku mendengarkan cerita dari ibumu yang berusaha kuat dengan apa yang terjadi kepadamu, sementara ayahmu hanya diam sembari menghabiskan batang demi batang rokok yang kubelikan. Aku tanya pada ibumu tentang kelanjutan ceritamu. Sesenggukan ibumu berpasrah dan tidak tahu bagaimana lagi, perutmu sudah membesar dan para tetangga sudah memberi peringatan jika dalam 3 hari tak ada yang bertanggungjawab mereka akan mengusirmu.

Kucoba menghubungi pacarmu, kutanyakan pada teman-temannya tak ada yang tahu dia dimana. Mungkin benar dia sudah mati. Tak ada jalan lain lagi, aku masih mencintaimu dan menginginkanmu.

Bu, aku mau bertanggungjawab, aku yang akan menikahi anakmu, jika engkau dan bapak mengijinkan. Aku berbicara langsung kepada ibumu sehabis sholat ashar kamis itu, ibumu hanya diam dan mematung di kursi dapur.

Aku bertanya-tanya, apakah cinta harus seperti ini, apakah ini pengorbanan cinta, apakah ini yang dinamakan cinta itu buta, entahlah. Aku juga belum bertatap muka denganmu sampai saat ini, semua yang terjadi hari ini ibumu yang bercerita kepadamu. 

Kamu mau aku nikahi?. Tapi aku sudah tak punya pekerjaan, ibumu sudah memberitahumu tentang itu, kan. Jangan khawatirkan itu, jaga saja bayi di perutmu. Masalah uang bisa dicari, duit adsense tanggal 22 ditransfer.

Kamu wanita pertama yang menerima cintaku, aku sudah berjanji kepada Tuhan untuk menikahi wanita itu. Kamu...

Aku mencintaimu dari pertama kita bertemu, saat kau pergi meninggalkan aku, saat ini dan nanti. Tak peduli apapun yang akan terjadi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun