Mohon tunggu...
Mas Wahyu
Mas Wahyu Mohon Tunggu... In Business Field of Renewable Energy and Waste to Energy -

Kesabaran itu ternyata tak boleh berbatas

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Tembang Semak Belukar

27 Oktober 2017   09:02 Diperbarui: 27 Oktober 2017   09:45 2012
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
siluetsorehari.blogspot.co.id

menggenapi ranting-ranting kering mati

namun bercerita suasana hati galau

gelap menyebab buluh-buluh sunyi

semak belukur yang tumbuh diam-diam

mengelabui dunia hati yang kelam

relung pintu pun menancap dalam

di tengah risaunya lingkup malam

kemudian mata yang berbinar tetiba penuh debu

hingga suara hati kembali meragu

senandungkan pilu menggebu

lalu kembang pun tergolek layu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun