Mohon tunggu...
Mas Wahyu
Mas Wahyu Mohon Tunggu... In Business Field of Renewable Energy and Waste to Energy -

Kesabaran itu ternyata tak boleh berbatas

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Darurat Narkoba di Indonesia: Data dan Fakta yang Mengerikan

10 Februari 2015   22:28 Diperbarui: 4 April 2017   18:31 18908
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_368175" align="aligncenter" width="560" caption="Darurat Narkoba di Indonesia: Fakta dan Data yang Mengerikan"][/caption]

Sumber Gambar "Image" pada Google Search keywords "narkoba di Indonesia"

Pendahuluan
Artikel ini merupakan kelanjutan artikel saya sebelumnya yang berjudul "Surat dari USA Tekan Jokowi Soal Eksekusi Mati “Bali Nine”. Dimana kemudian kompasianer lainnya, Nararya memberikan suplemen yang menarik atas artikel saya tersebut dengan artikelnya yang bertajuk "Membedah Surat AFSC untuk Presiden Joko Widodo".

Atas dasar dua artikel tersebut, saya tergerak untuk melakukan penelitian sederhana terkait kondisi peredaran narkoba di Indonesia, dimana Presiden Jokowi menyebut bahwa saat ini Indonesia dalam situasi darurat narkoba. Situasi darurat tersebut sebagai dasar bagi Pemerintah Indonesia untuk terus men"sukabumi"kan eksportir, importir, produsen, bandar dan pengedar narkoba yang tertangkap dan sudah diputus dengan hukuman mati in kracht dengan cari tembak mati (firing aquad) setelah permohonan grasi para terpidana mati kasus narkoba itu ditolak oleh Presiden.

[caption id="attachment_368181" align="aligncenter" width="586" caption="Diantaranya Mereka Berdua Penyebab Kehancuran Generasi Muda Indonesia"]

14235564701205426524
14235564701205426524
[/caption]

Sumber Gambar

Saya yakin pada dasarnya Pemerintah Indonesia saat ini yang jauh lebih tegas dibanding pemerintah sebelumnya, menjalankan apa yang disebut dengan melindungi warga negaranya dari kehancuran generasi mudanya dari kematian sia-sia yang mengenaskan akibat mengkonsumsi narkoba. Dengan dieksekusinya para terpidana mati itu diharapkan bisa membuat pelaku lainnya jerih atas ketegasan Pemerintah Indonesia, dan segera menghentikan bisnis barang tersebut dari bumi Indonesia. Upaya eksekusi ini adalah salah satu upaya lain, selain dengan sebisa mungkin Pemerintah merehabilitasi korban narkoba yang jumlahnya meningkat secara signifikan. Artikel ini tidak membahas isu rehabilitasi termaksud.

Metode dan Tujuan
Bagaimanakah situasi Indonesia yang diklaim Pemerintah sebagai darurat narkoba? Pertanyaan inilah yang hendak kita cermati. Saya mencoba menjawab pertanyaan itu dengan sebuah penelitian. Penelitian tersebut saya lakukan dengan mencari, membaca, melihat dan mempelajari data dari Badan Narkoba Nasional (BNN), POLRI, Kementrian Huku dan HAM, Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan serta sumber lainnya melalui pemberitaan di media massa baik daring ataupun audio visual dari dalam negeri maupun luar negeri. Data yang saya peroleh, saya olah kembali agar pembaca bisa memahami lebih mudah dan bisa mengerti lebih cepat. Tentu saja ada data yang saya sajikan sebagaimana asalnya.

Semoga artikel ini bermanfaat memberikan gambaran dan pemahaman latar belakang pelaksanaan hukuman mati yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia akhir-akhir ini, khususnya para pegiat HAM yang aktif menghambat pelaksanaan hukuman mati itu dengan berbagai alasan. Silakan menyimak hasilnya sebagai berikut.

Indonesia: Great Market dan Good Price
Wilayah Indonesia yang luas yang terdiri dari 17ribu pulau yang tersebar dari Sabang sampai Merauke dan jumlah populasi Indonesia yang besar sekitar 250 juta orang bagi pasar narkoba adalah pasar yang luar biasa menjanjikan.

Ceruk pasar yang luar biasa inilah yang menarik para mafia narkoba luar negeri beramai-ramai menyerbu Indonesia dengan berbagai cara. Didukung oleh Indonesia sebagai negara yang berkembang ke arah kemajuan, pertumbuhan ekonomi yang baik menyebabkan tingkat hidup yang lebih baik, daya beli yang meningkat, namun sekaligus memberikan peluang gaya hidup masyarakatnya yang hedonis yang mampu membeli berapapun harga barang haram itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun