Mohon tunggu...
OtnasusidE
OtnasusidE Mohon Tunggu... Petani - Petani

Menyenangi Politik, Kebijakan Publik dan Kesehatan Masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Jalan Paskibraka Jalan Sempurna

21 Agustus 2016   23:11 Diperbarui: 21 Agustus 2016   23:43 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pelatih turun tangan melem sepatu yang jebol

Tulisan ini hanyalah untuk menanggapi dua tulisan Lucifer di Kompasiana mengenai pengibaran Bendera Merah Putih dalam rangka Hari Kemerdekaan RI di Pematang Siantar. Padahal saya sendiri pada tulisan  You Will Never Walk Alone  sudah menyatakan tulisan mengenai Paskibraka Lahat adalah tulisan terakhir. Sayangnya selama dua hari ini saya terus tergelitik dan akhirnya jemari ini pun menari di keyboard menyusun kata demi kata untuk mencoba menulis mengenai pengibaran bendera oleh Paskibraka. Sekali lagi tulisan ini hanya untuk berbagi pengalaman.

Jalan Paskibraka adalah jalan kesempurnaan. Jalan disiplin. Jalan menghukum diri. Ibarat samurai, Paskibraka adalah jalan pedang. Semua harus sempurna, mulai dari gerakan tangan, kaki, sepatu, celana dan baju serta rambut. Itu dari diri Paskibraka itu sendiri.

Bupati Lahat, H Saifudin Aswari Riva’i ketika mengukuhkan Paskibraka Lahat membuat tercengang pelatih dan orangtua Paskibraka yang hadir. Padahal pada waktu itu menurut penulis, Paskibaraka sudah mendekati sempurna. Wari mengeritik mengenai satu celana Paskibraka yang ujungnya masuk sedikit di sepatu. Si Paskibraka itu ternyata berdiri tegap hingga selesai pengukuhan sampai Wari mendatangi, mengucapkan selamat dan mengingatkannya agar celananya tak masuk lagi di sepatu. Kritik Bupati Lahat.

Dari luar Paskibraka juga harus sempurna. Tiang bendera, tali bendera, cantolan bendera, lipatan bendera bahkan sampai ke panjang tali bendera. Semuanya dihitung dan harus sempurna.

Pelatih, Purna Paskibraka Indonesia (PPI) Lahat, Dispora, TNI/Polri semuanya saling ingat mengingatkan serta berdiskusi setiap malam. Evaluasi kemajuan istilah kerennya. Jangan lupa pula Dinas Kesehatan karena biasanya pada awal latihan, anak-anak bergelimpangan kejang otot bahkan ada yang tertekan sehingga kena diare atau maag kambuh.

Ada geladi kotor dan juga ada geladi bersih. Disitulah sebenarnya segala hal kekurangan apapun, termasuk hal yang sekecil-kecilnya harus dibicarakan. Tidak boleh ada yang terlewat.

Latihan melipat bendera berulang kali dilakukan setiap malam. Demikian pula dengan tanda pelipatan bendera juga harus jeli sejeli-jelinya ketika menerima bendera dari inspektur upacara. Jangan sampai nanti ketika bendera dipasang dan ditarik ternyata putihnya yang di atas. Alternatif kalau inspektur upacara salah memberikan pola bendera juga sudah diberikan pada tim pengibar.

Saking gilanya. Malam tanggal 17 Agustus 2016, tiang bendera di Lapangan MTQ Lahat dicek dan dijaga oleh tim terpadu. Kalau ada yang iseng memotong tali bendera kan bisa gawat.

Sekali lagi. Paskibraka adalah jalan disiplin. Jalan kesempurnaan. Kesempurnaan itu hampir dan sulit dicapai. Bukan tak bisa dicapai. Disiplin, konsentrasi, kerjasama semua pemangku kepentingan adalah kunci Sang Saka Merah Putih berkibar.

Tulisan ini hanyalah untuk berbagi agar kedepannya Paskibraka menjadi lebih baik lagi. Paskibraka Lahat sendiri belum sempurna. Semoga adik-adik lainnya di tahun mendatang lebih sempurna lagi, baik di Lahat, Pemantang Siantar dan juga daerah-daerah lainnya.

Lets  chect  it  dot,  gambarnya ya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun