Mohon tunggu...
OtnasusidE
OtnasusidE Mohon Tunggu... Petani - Petani

Menyenangi Politik, Kebijakan Publik dan Kesehatan Masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ahok di Mata Orangtua Siswa SD

16 Mei 2016   09:47 Diperbarui: 16 Mei 2016   10:03 610
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Agak aneh memang, kami yang berada nun jauh di Punggung Bukit Barisan Sumatera, Lahat hampir setiap hari tertarik memantau perkembangan DKI Jakarta. Kata kami di sini, dipakai untuk teman saya yang saya kenal bukan seluruh warga Lahat. Kata kami paling tidak pernah memantau Ahok di saluran televisi swasta, mengenai penggusuran, perseteruan dengan BPK, OTT anggota DPRD DKI, RS Sumber Waras dan reklamasi serta ketika memutuskan memilih jalur independen melalui teman Ahok. Atau melalui media sosial mengenal Ahok melalui youtube, berita-berita sepak terjangnya baik yang menyukai maupun yang tidak menyukai.

Ahok memang fenomenal, mengajak aparatur sipil negara (ASN) untuk mendapatkan uang sah melalui TKD pasif dan TKD aktif yang jumlahnya bikin ngiler seluruh ASN di pelosok Indonesia.  Ahok tak mentolelir ASN mendapatkan uang tak sah karena sudah mencukupi, tukang ketik KTP di DKI saja diinformasikan bergaji Rp 13 juta. Ahok sendiri mentransparankan dirinya dengan selalu membuat LHKPN.

Sudahi ah, perbaba-nya seperti dr Banner –kuseret nih HULK 2000 bergambar Donald yang memiliki nama asli dr Banner. Wak wak wak. Kembali ke judul, seorang teman yang dirumahnya memiliki asisten pembantu rumah tangga bercerita kalau anak asisten pembantu rumah tangganya yang masih SD ini memiliki KJP (Kartu Jakarta Pintar).  Nah, sudah sekolah gratis, tis tis tis, masih diberi uang pula Rp 100 ribu per bulan yang bisa dibelikan keperluan si anak. Mohon koreksi kalau info dari teman ini salah.

“Jangan sekali-kali beli barang, bukan untuk keperluan si anak. Karena akan ada audit dari sekolah. Beli susu anak boleh asal ada buktinya. Pokoknya harus disertai bukti. Nah, ini yang bikin agak gimana gitu, setiap tahun di awal tahun anak akan dapat tambahan lagi uang Rp 450 ribu untuk keperluan awal sekolah, beli buku, beli seragam dan lain lain. Itu juga harus dipertanggungjawabkan,” kata si teman. Lagi mohon dikoreksi bila salah.

Iseng si teman bertanya, “Bu A, kalau pilkada DKI 2017 nanti gimana mau pilih siapa?” tanya si teman. Si Bu A seperti dituturkan teman, dengan diplomatis walaupun hanya asisten rumah tangga bilang, “kalau ada yang lebih bagus programnya dari Ahok ya aku akan pilih yang lebih bagus lah,” kata Bu A.

Si teman yang mengharapkan jawaban standar, yaitu mendukung Ahok, pun jadi kecele. Wak wak wak.

Jadi jangan pernah menganggap pilihan politik asisten rumah tangga bisa dengan mudah ditebak. Walau mereka nggak punya telepon pintar, ataupun televisi canggih di rumah tetapi mereka sebenarnya sudah memiliki pilihan politik untuk Pilkada DKI 2017 mendatang.

Sebelum mengakhiri tulisan ini, pemegang KJP tingkat SMU yang lulus PTN juga akan mendapatkan beasiswa Rp 18 juta setahun. Nah, aku belum mendapatkan gambaran pilihan politik orangtua pemegang KJP tingkat SMU. Kalau itu dilaksanakan, aduh bakal bikin puyeng kepala Ahok. Loh, kaliin saja jumlah pemegang KJP SMU dengan yang lulus ke PTN. Saran aku untuk pemegang KJP SMU adalah pilih PTN yang diminati dan sedikit peminatnya, pilih di daerah-daerah biar agak cukup tuh duit Rp 18 juta.

Kapan lagi kuliah dapat beasiswa, pintu sudah dibuka. Nah, kalau sudah lulus masuk PTN dan ternyata tuh duit kurang. Hi hi hi, silaturahmiin Ahok, minta tambahan duit lagi eh beasiswanya. Pasti ditambah. Sebelumnya selamat berjuang dulu masuk PTN. Rajinlah belajar dan berdoa serta berusaha, jangan menyerah.

Akhirnya, perbaba dari dr Banner, tenang semuanya, ini cuma gambaran kualitatif dari satu orang teman dengan satu orang asisten rumah tangganya, bukan hasil survey yang ratusan atau ribuan responden. Semua pilihan politik yang sudah ditetapkan masih bisa berubah di detik terakhir asal menguntungkan pemilih.

Salam dari Punggung Bukit Barisan Sumatera, Lahat, Sumatera Selatan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun