Mohon tunggu...
OtnasusidE
OtnasusidE Mohon Tunggu... Petani - Petani

Menyenangi Politik, Kebijakan Publik dan Kesehatan Masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Penuhi Kebutuhan Rohani, Ada Bayang-bayang Tsunami Covid-19 Pasca Mudik

11 Mei 2021   13:01 Diperbarui: 13 Mei 2021   10:31 1021
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Polisi memgecek dokumen pendukung Pelaku Perjalanan Dalam Negeri (PPDN) kendaraan yang melintas di Jalan Tol Jakarta-Cikampek pada periode larangan mudik 6-17 Mei 2021(Dok. PT Jasamarga)

Sekali abai, sebarannya tak terbendung. Kita tak pernah tahu si A atau si B adalah pembawa virus apalagi yang tahu si A atau si B diduga membawa virus hanya dirinya sendiri dengan mengakui adanya gejala atau melalui pemeriksaan medis.

Barangkali cerita penyintas Covid 19 ini bisa menggugah nurani. Lelaki paruh baya di Palembang di minggu pertama April 2021 datang dengan gejala Covid 19. Mendatangi sebuah rumah sakit tetapi karena menganggap prosedurnya agak berbelit, lalu pindah ke rumah sakit lain.

Si lelaki pindah ke rumah sakit dulu dia di lahirkan. Jadi kalau mau mati, mungkin jadi dejavu lahir dan mati di rumah sakit yang sama.

Begitu ke UGD langsung ditanya Satpam yang berbaju hazmat, demikian pula ketika perawat dan dokter berbaju hazmat menanyai kondisi si lelaki. 

Oximeter dipasangkan ke jari tangan, oksigennya terukur 85. Si lelaki lalu didudukkan di kursi roda. Langsung dibawa ke Ruang Observasi Covid 19.

Pemeriksaan darah lengkap plus D-dimer, pemeriksaan jantung, dan pemeriksaan CT Scan. Dan ups, hasilnya di paru-paru sudah ada bercak-bercak putih. Rawat langsung.

Satu lagi yang bikin cemas, sewaktu perawat memberitahu pasien kalau belum bisa masuk ke ruang rawat inap karena ruang perawatan penuh. 

Beberapa hari lalu bahkan pasien harus menunggu di Ruang Observasi Covid 19 ada yang tiga sampai lima hari. Bila ingin pindah ke rumah sakit lain akan difasilitasi. Si pasien kukuh untuk tetap di rawat di ruang observasi.

Petugas pun langsung menutup pelayanan pasien Covid 19 yang datang untuk rawat inap. Ruang observasi penuh. Ruang rawat inap penuh.

Beruntungnya menjelang tengah malam lelaki paruh baya itu mendapat kamar dan langsung pindah dari ruang observasi ke ruang perawatan. Dia tinggal sendirian di ruangan. Tiga hari kemudian diberitahu oleh dokter yang selalu visit setiap hari kalau lelaki paruh baya itu positif Covid 19 setelah sebelumnya swab PCR. Setelah 20 hari dirawat baru boleh pulang setelah tiga kali swab PCR negatif.

Suatu malam ketika masih dirawat, di tengah kesunyian. Roda brankar bergerak keluar dari salah satu kamar. Gerak kaki mendorong brankar. Lelaki paruh baya itu bergidik. Tak tidur hingga subuh. Kepala si lelaki berputar, apakah kamar yang ditempatinya dini hari lalu pasiennya berpulang malam hari? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun