Mohon tunggu...
OtnasusidE
OtnasusidE Mohon Tunggu... Petani - Petani

Menyenangi Politik, Kebijakan Publik dan Kesehatan Masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

O 2 X

8 Juli 2019   10:08 Diperbarui: 8 Juli 2019   10:11 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: chronicle.com

Matanya terbelalak ketika ada seorang lelaki sambil memegang kertas bertuliskan namanya. Si perempuan langsung mendekatinya dan berkata, "itu namaku".

"Aku sudah menunggu ibu di sini selama tiga hari," kata lelaki itu.

Lelaki itu memberikan buku Kahlil Gibran dengan plester aid di halaman pertamanya. Buku itu aku tahu milik suaminya yang menghilang, hilang itu. Yang memasang plester aid itu dirinya.

"Ada apa dengan bapak," tanyanya dengan suara bergetar.

"Saya hanya mengantarkan ibu ke suatu tempat. Saya tidak bisa ngomong apa-apa lagi," katanya.

Dari bandara mobil  pick up  itu meliuk-liuk menuju ke kota. Sampai di kota, lelaki itu membeli minuman dan makanan ringan untuk bekal kami di mobil.

Tidak ada obrolan. Mobil tidak menanjak ke Puncak Bukit Barisan tetapi meliuk-liuk di kaki bukit. Jurang di kiri atau kanan. Setiap berpapasan dengan mobil, mata membelalak dan ada rasa takut serempetan. Jalan hanya pas untuk berpapasan. Tidak lebih dan tidak kurang.

Kurang lebih dua jam perjalanan akhirnya kami sampai di lembah. Sopir itu meminta aku untuk jalan kaki mengikuti jalan. "Tandanya jembatan gantung".

Si perempuan yang sudah kalut dan kacau balau itupun mengikuti petunjuk sopir. Belum bertemu dengan satu orang pun. Terkadang menanjak. Terkadang turun. Sekitar satu jam jalan kaki. Bertemulah dengan jembatan gantung.

Di seberang sungai ada pondok. Tidak ada orang.

Sungai mengalir deras dengan batu-batu besar. Suara airnya keras bergemuruh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun