Mohon tunggu...
Xisor
Xisor Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penuntut Ilmu

Memperhatikan dan mengamati

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kejamnya! Kejahatan Penusukan oleh Orang Tak Dikenal

24 Oktober 2022   21:45 Diperbarui: 24 Oktober 2022   21:58 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Baru-baru ini dunia maya sedang ramai dikagetkan oleh munculnya tragedi penusukan oleh orang tak dikenal. Motif yang membuat terjadinya peristiwa itu juga dapat beragam, mulai dari ingin menguasai harta orang lain, dendam, sakit hati, dan lain-lain. Masyarakat umum yang melihat peristiwa ini pun dapat menjadi khawatir jika kasus kejahatan serupa muncul kembali. 

Menyakiti orang lain sangat dilarang dalam ajaran agama. Di dalam sebuah hadist, mencaci maki dan menyakiti hati orang lain akan mendapatkan balasan di neraka sebab perbuatan tersebut akan menyakiti hati orang lain dan sudah pantas mendapat balasan neraka.

“Sesungguhnya umatku yang bangkrut adalah orang yang pada hari kiamat datang dengan shalat, puasa, dan zakat, tetapi ia selalu mencaci-maki, menuduh, dan makan harta orang lain serta membunuh dan menyakiti orang lain. Setelah itu, pahalanya diambil untuk diberikan kepada setiap orang dari mereka hingga pahalanya habis, sementara tuntutan mereka banyak yang belum terpenuhi. Selanjutnya, sebagian dosa dari setiap orang dari mereka diambil untuk dibebankan kepada orang tersebut, hingga akhirnya ia dilemparkan ke neraka.” (HR. Muslim).

Sungguh begitu kejamnya sampai ada orang asing yang ingin merampok atau bahkan dengan sengaja menyakiti orang lain. Oleh karena itu kita tidak boleh membiarkan kejahatan seperti ini terjadi begitu saja. 

Caranya adalah jangan memberi kesempatan terjadinya tindak kejahatan dengan begitu mudahnya. Waspadalah untuk setiap hal yang mungkin dapat membuat terjadinya suatu kejahatan. 

Kita juga harus berpikir kritis terhadap situasi di lingkungan masyarakat yang kita tinggali. Bukan berarti kita berprasangka buruk kepada orang lain, tapi kita harus hati-hati dalam bersikap dan berucap (bersikap sesuai kondisi dan situasi).

Seseorang bisa melakukan kejahatan karena dua sebab, pertama, karena ada niat melakukan kejahatan itu sendiri. Kedua, karena ada kesempatan. Di antara kedua sebab terjadinya kejahatan ini motif yang pertamalah yang paling kuat. 

Jika kita di lingkungan yang ramai orang maka berhati-hatilah saat bergerombol karena mungkin saja dapat terjadi penjambretan. Berhati-hatilah saat dalam kondisi sepi karena mungkin saja dapat terjadi aksi pencurian atau bahkan perampokan. Maka dari itu bijaklah dalam berpikir dan menimbang-nimbang ulang dalam bepergian.

حَدَّثَنِي أَبُو كُرَيْبٍ مُحَمَّدُ بْنُ الْعَلَاءِ حَدَّثَنَا خَالِدٌ يَعْنِي ابْنَ مَخْلَدٍ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ عَنْ الْعَلَاءِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ جَاءَ رَجُلٌ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَرَأَيْتَ إِنْ جَاءَ رَجُلٌ يُرِيدُ أَخْذَ مَالِي قَالَ فَلَا تُعْطِهِ مَالَكَ قَالَ أَرَأَيْتَ إِنْ قَاتَلَنِي قَالَ قَاتِلْهُ قَالَ أَرَأَيْتَ إِنْ قَتَلَنِي قَالَ فَأَنْتَ شَهِيدٌ قَالَ أَرَأَيْتَ إِنْ قَتَلْتُهُ قَالَ هُوَ فِي النَّارِ 

Telah menceritakan kepada kami Abu Kuraib Muhammad bin al-'Ala' telah menceritakan kepada kami Khalid -yaitu Ibnu Makhlad- telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ja'far dari al-Ala' bin Abdurrahman dari bapaknya dari Abu Hurairah dia berkata, "Seorang laki-laki mendatangi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam seraya berkata, 'Wahai Rasulullah, bagaimana pendapatmu jika ada seorang lelaki yang ingin merampas harta bendaku? ' Beliau menjawab: 'Jangan kamu berikan hartamu kepadanya! ' Laki-laki itu bertanya lagi, 'Lalu bagaimana jika dia hendak membunuhku? ' Beliau menjawab: 'Bunuhlah dia! ' Laki-laki itu bertanya lagi, 'Lalu bagaimana pendapatmu kalau dia berhasil membunuhku? ' Beliau menjawab: 'Maka kamu syahid'. Dia bertanya lagi, 'Bagaimana pendapatmu jika aku yang berhasil membunuhnya? ' Beliau menjawab: 'Dia yang akan masuk ke dalam api neraka'." (Shahih Muslim hadis nomor 201).

Korban perampokan, pencurian, atau korban kejahatan yang melibatkan harta sebagai motifnya juga bukan berarti adalah orang yang sial. Justru merekalah orang-orang hebat yang sedang diuji kesabarannya, keikhlasannya, dan keteguhannya untuk bisa berpasrah dan bertawakal kepada Allah Swt. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun