Mohon tunggu...
Yosep Mau
Yosep Mau Mohon Tunggu... Penulis - Debeo Amare

Hic et Nunc

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Manusia dan Perkembangannya

16 September 2020   10:59 Diperbarui: 16 September 2020   11:05 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Manusia Trinil disebut Pithecanthropus eretus (kera-manusia yang dapat berdiri tegak). Berdasarkan perkiraan ia hidup antara 429.000 tahun sampai 236.000 tahun yang lalu. Dua penemuan ini seakan mengantar kita untuk mengerti seperti apa manusia itu sebenarnya. Apakah dia sudah berwujud seperti manusia sekarang?

Tentu bukan menjadi persoalan baru bagi umat manusia zaman sekarang. Charles darwin dan para krunya memberikan pengertian bahwa manusia adalah binatang yang mengalami evolusi tahap demi tahap hingga menjadi seperti manusia sekarang. Tentu ada benarnya juga dengan penemuan empiris seperti itu. 

Namun perlu diketahui bahwa keberadaan manusia adalah keberadaan yang absurd dalam dimensi historis ilmu pengetahuan dan teologi. Jika dalam agama dikatakan bahwa manusia adalah ciptaan Dia yang adalah pencipta tentu ada benarnya sebab itu dikatakan oleh agama sebagai ajaran iman.

Permenungan tentang keberadaan manusia tidak pernah mencapai titik akhir katika pencaharian itu terus berlanjut. Tetapi berdasarkan eksistensi dirinya manusia dapat menemukan bahwa ia  berada dalam satu sebab yang tidak kelihatan dan sebab itu adalah penciptanya (Causa prima). Penciptanya bukan binatang tetapi penciptanya adalah dia sendiri oleh sebab itu dia mengetahui eksistensi dirinya sebagai ada yang kelihatan dan ada yang bebas sama seperti penciptanya adalah bebas.

Pertayaan tentang manusia tentu tidak pernah terselesaikan. Manusia mempertanyakan eksistensinya ketika dia mengalami satu situasi yakni kesadaran. Ketika manusia sadar di saat itu ia merasa ia berada dan mengerti tentang dirinya. "Cogito ergo Sum" aku berpikir maka aku mengada. 

Kalimat ini menggaris bawahi eksitensi manusia, bahwa manusia sepenuhnya ada karena ada kesadaran yang menyelimuti dirinya. Dengan kesadaran, manusia dapat melakukan apa saja yang dipandang baik. Sehingga dapat dikatakan, manusia yang hidup dalam perkembangan saat ini adalah dia yang mencari, mengejar, menyerahkan diri, bermimpi dan menciptakan sejarah hidupnya sendiri.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa eksistensi manusia berasal dari penciptanya yang tidak kelihatan. Adanya manusia dikarenakan ada suatu sebab dan sebab itu adalah kesadaran. Manusia memiliki kesadaran, membuktikan bahwa dia memiliki akal budi yang membedakannya dengan binatang atau makhluk hidup lain. 

Sekalipun ada berbagai penemuan fosil di mana-mana untuk menentukan kelas manusia, hal itu tidak dapat mengubah eksistensi manusia. Manusia tetaplah dia yang memiliki nalar untuk berpikir, budi untuk merasakan badan yang menyatukan dan jiwa yang menghidupkan. Sekalipun manusia mengalami perkembangan yang pesat eksistensi manusia akan tetap sama. Dia-mencari, mengejar, menyerahkan diri, bermimpi, dan menciptakan sejarah hidupnya.

 

Daftar rujukan:

Dahler, Franz dan Eka budianta. Pijar Peradaban Manusia, Yogyakarta: Kanisius, 2000.

Leahy, Louis. Siapakah manusia?, Yogyakarta: Kanisius, 2001.

Ryanto, Armada. Menjadi mencintai, Yogyakarta: Kanisius, 2013.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun