Mohon tunggu...
Yosep Mau
Yosep Mau Mohon Tunggu... Penulis - Debeo Amare

Hic et Nunc

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Eksistensi Perempuan

20 Juni 2020   09:23 Diperbarui: 20 Juni 2020   09:33 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Abstrak.

Artikel ini merupakan ulasan tentang "Eksistensi Perempuan Sebagai Pemelihara Cinta Dalam Perspektif Relasionalitas dan Kebaikan". Tulisan ini dilatarbelakangi oleh budaya patriaki yang kerap mendominasi kehidupan, sehingga kaum perempuan seakan tidak mendapat tempat di dalamnya. 

Dengan kata lain kehadiran perempuan hanya sebagai pelengkap dari kesendirian seorang laki-laki. Tulisan ini  menggunakan konsep "Relasionalitas". Melalui konsep ini ditemukan bahwa eksistensi perempuan pada dasarnya bukan hanya pelengkap dari kesendirian seorang laki-laki melainkan menjadi patner atau rekan, ataupun lyan, yang secara kodrati dapat memelihara kelangsungan hidup manusia.

Kata kunci: perempuan, cinta, kebaikan, aku, lyan.

Kehadiran seorang pribadi yang adalah manusia, tidak pernah terlepas dari adanya orang lain atau pribadi lain. Tidak dapat dipungkiri bahwa seorang pribadi pada dasarnya memiliki identitas. Identitas merumuskan suatu keingingin untuk menunjukan eksistensi diri bagaimana dia (pribadi) ada, hidup dan berkembang dalam lingkungan atau alam yang sama dengan pribadi lainnya. 

Identitas ini sangat memperkaya kehadirannya, sebab ia memiliki arti tersendiri yang tidak dapat diartikan sesuka hati sehingga mengalami pergeseran makna. Makna selalu diidentikan dengan arti. Arti dari sebuah eksistensi di mana dia dipengaruhi oleh lingkungan, yang ikut mempengaruhi  kehidupan sejak kelahirannya.

Manusia pada dasarnya memiliki kodrat yang tidak terpisah dari badannya. Ia sejak awal-mula telah ditetapkan dan ditentukan sedemikian rupa dengan ciri-ciri yang telah melekat pada badannya, hal ini menjadi dasar untuk membedakan kodrat dari pribadi yang sebenarnya. Namun, perubahan zaman mempengaruhi arti dari setiap kodrat, secara khusus di zaman milenial. 

Sehingga muncul pertanyaan, bagaimana kita dapat menunjukan suatu perbedaan yang signifikan tentang kodrat seorang manusia secara rasional di zaman milenial ini? Pertanyaan seperti ini menjadi pengantar bagaimana kita memasuki suatu babak baru dalam kehidupan.

Zaman milenial tidak terlepas dari zaman-zaman sebelumnya. Dengan kata lain manusia selalu hidup dalam kurun waktu yang sama. Namun, perbedaan pola pikir menentukan suatu perubahan. Kita ambil contoh tentang perkembangan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) pada masa ini. 

Sebagian besar orang mengetahui bahwa dunia dalam perkembangannya, telah memasuki suatu babak baru di mana segala sesuatu akan dan bahkan sedang dikendalikan ataupun dikerjakan dengan menggunakan sisten jejaring internet/ network connecting. Masa ini disebut dengan revolusi industry 4.0. Kita tidak memungkiri bahwa kehadiran revolusi industry 4.0, dikarenakan adanya revolusi terdahulu. Hal-hal yang mempengaruhi revolusi ini secara eksplisit dapat dikatakan bagian dari pola pikir manusia yang semakin berkembang.

Suatu perkembangan tidak pernah terjadi dengan sendirinya ia selalu dilengkapi dengan senjata yang tepat. Sebagaimana seorang manusia yang selalu dihadapkan pada suatu keadaan, kerap mampu menguasai keadaan tersebut sebab ia telah memiliki cara yang telah ada dalam eksistensinya. Manusia itu kaya dalam kesadarannya (Armada Ryanto, CM, Relasionalitas, 189). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun