Mohon tunggu...
Yosep Mau
Yosep Mau Mohon Tunggu... Penulis - Debeo Amare

Hic et Nunc

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Dimensi Manusia

17 Maret 2020   09:01 Diperbarui: 17 Maret 2020   09:33 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Kita secara umum mengetahui bahwa seorang manusia terlahir dan ada disebabkan oleh persatuan  insan laki-laki dan perempuan. Insan yang hadir pada awalnya bertumbuh dalam payung keluarga. 

Sebagaimana keluarga menjadi fondasi dan institusi sosial utama dalam pembentukan seorang anak manusia. Namun patut disadari bahwa dia adalah manusia yang bebas. Bebas yang dimaksudkan di sini adalah keleluasaan diri untuk menemukan apa yang ada di luar dirinya. Ia akan berusaha mencari, menemukan dan bertanya akan ketidak tahuan dari apa yang ia temukan karena pikirannya.

Ia(manusia) ada, bertumbuh dan berkembang tidak dengan sendirinya. Ia pada awalnya menjadi satu dalam satu dunia, oleh rasa dari kedua insan yang tidak lain adalah insan pengada dari pengada yang lain. Dia adalah representasi dari peziarahan rasa kedua insan. Dengan kata lain ia ada oleh karena cinta. 

Pernyataan di atas secara tidak langsung ingin mengatakan bahwa setiap manusia  memiliki beberapa sisi dari hidupnya. Sisi di mana membuat dia berbeda dengan makluk hidup lain. 

Mampu berpikir karena ia memiliki otak yang adalah akal itu sendiri, merasakan karena ia memiliki naluri (budi) untuk merasakan. Dengan demikian ia menjadi unik dari antara yang hidup.

Manusia pada prinsipnya adalah sebuah history atau sejarah. Ia mengalami dan melewati begitu banyak waktu dan bertahan dalam setiap perubahan. Ia mempelajari hal-hal baru yang belum ia ketahui namun ia pun dipelajari oleh dirinya sendiri. 

Sebagaimana yang dilakukan oleh Charles Darwin. Ia mencari tahu asal muasal terbentuknya manusia dari makhluk hidup lain yang kurang lebih memiliki kesamaan dengan dirinya. 

Ia menemukan bahwa manusia terbentuk oleh karena perubahan atau evolusi dari keadaan tubuh yang awalnya berbeda dari saat ini, menjadi seperti sekarang.

Apa yang dilakukan oleh Charles Darwin menunjukan dimensi pikiran untuk mengetahui sesuatu yang lain yang sudah ada sebelumnya karena rasa ketidakpuasan. 

Dalam hal ini terjadi keterikatan antara dua dimensi manusia, di mana ia berpikir tentang sesuatu yang adalah dirinya dan ia merasakan atas apa yang ada dari dalam dan di luar dirinya. Oleh sebab itu benarlah kata Rene Descartes "cogito ergo sum" (aku berpikir maka aku ada).

Dalam konteks filsafat, keberadaan manusia secara tidak langsung dapat dilihat melalui kreatifitas berpikir. Sebab setiap pemikiran manusia membawanya untuk bergerak dan membaharui sesuatu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun