Mohon tunggu...
Joseph Osdar
Joseph Osdar Mohon Tunggu... Jurnalis - Wartawan

Lahir di Magelang. Menjadi wartawan Harian Kompas sejak 1978. Meliput acara kepresidenan di istana dan di luar istana sejak masa Presiden Soeharto, berlanjut ke K.H Abdurrahman Wahid, Megawati, SBY dan Jokowi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Bukan Mona dari Sinosayang

31 Mei 2020   15:32 Diperbarui: 1 Juni 2020   05:38 1219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Keindahan Atas dan Bawah Laut Manado, Sulawesi Utara. (sumber: Shutterstock via kompas.com)

"Tapi apakah beliau masih inga pa kita? Beliau Presiden banyak kesibukan dan banyak orang yang suka bakudapa deng (bertemu dengan) beliau. Apalagi deng presiden, deng Pak Gubernur Olly Dondokambey lei kita blum pernah bakudapa langsung (dengan Gubernur saja, saya belum pernah ketemu langsung) Pak Olly dan Pak Jokowi kan bukan orang sembarangan, " ujar Mona yang lahir di kecamatan asal ayahnya, di Desa Wulur Maatus, Kecamatan Modoinding (Kabupaten Minahasa Selatan), sekitar 132 kilometer selatan Manado.

Bulan Mei 2020 lalu, ketika saya mencari alamat Mona ternyata tidak mudah lagi. Beberapa wartawan di Manado yang hubungi tidak bisa langsung tahu di mana posisi perempuan Minahasa itu.

Dari Koordinator liputan Redaksi Tribun Manado, Sigit Sugiarto, saya mendapatkan nomor Mona. Tentang impian Mona bertemu dengan Presiden, Gubernur Sulut Dondokambey hanya mengatakan, "Kemungkinan, kalau jadi, Presiden mau meresmikan tol Manado - Bitung, bulan Desember 2020."

Tatkala hadirin Perayaan Natal Nasional 2016 sibuk mencari dan bertanya-tanya tentang Mona yang dicari Presiden, saya duduk di bagian tengah gedung pertemuan. Kebetulan di deretan saya duduk ada seorang perempuan yang bernama Mona. Ketika saya tanya padanya, Mona ini berkilah, "Kita (bahasa Melayu Manado menyebut saya dengan kata kita) bukan Mona dari Bitung, kita Mona dari Sinonsayang.".

Kebetulan sekali, beberapa hari sebelum saya datang ke Kecamatan Sinonsayang, sekitar 70 kilometer selatan Manado. Di Kecamatan Sinonsayang, beberapa kilometer selatan kota Amurang (Ibukota Kabupaten Minahasa Selatan), ada Gunung Sinonsayang. Di lereng gunung itu ada sebuah lesung (lisung, tempat untuk neumbuk padi) yang cukup besar.

Ada cerita legenda tentang lesung itu. Katanya bila kita mengisi air ke dalam lesung itu sampai penuh malam harinnya putri Si Non Sayang yang cantik jelita akan mandi dari air di lesung itu. Tapi ini sebuah legenda atau cerita rakyat setempat.

Menurut Wakil Bupati FrankyWongkar yang namanya cukup legendaris di Sulut, Kecamatan Sinonsaya yang dilintasi jalan raya pantai Trans Sulawesi lebih terkenal sebagai penghasil cengkeh, padi dan rambutan.

Selain itu Sinonsayang, kata Franky Wongkar, adalah tempat asal, perwira militer Adolf Gustaaf Lembong, yang sampai sekarang namanya dijadikan nama jalan di depan Museum Mandala Wasit, di Bandung Jawa Barat. AG Lembong meninggal dunia dalam peristiwa Kudeta Angkatan Perang Ratu Adil (APRA) di Bandung, 23 Januari 1950.

Selain itu teman saya, seorang wartawati yang pernah bertugas di Solo, Jawa Tengah dan pernah bertugas di istana kepresiden di masa pemerintahan Presiden Jokowi juga berasal dari Kecamatan Sinonsayang.

Dari temen saya ini, Sonya Helen Sinombor dari Sinonsayang ini, saya kenal Pak Jokowi semenjak jadi walikota di Solo. Sonya cukup dekat dengan Jokowi. Sonya mengatakan masyarakat Kecamatan Sinonsayang punya lagu kebanggan tersendiri berjudul, "Di bawah Gunung Sinonsayang ada Letkol AG Lembong".

Tokoh perjuangan bersenjata Permesta (Perjuangan Rakyat Semesta, dideklarasikan di Makasar 2 Maret 1957), Dolf Runturambi, dalam bukunya terbitan 1988, berjudul, "Permesta -- Kandasnya sebuah cita-cita - Kenangan Seorang Panglima Permesta."juga menyebut nama Gunung Sinonsayang .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun