Mohon tunggu...
Osa Kurniawan Ilham
Osa Kurniawan Ilham Mohon Tunggu... profesional -

Sebagai seorang musafir di dunia ini, menulis adalah pilihan saya untuk mewariskan ide, pemikiran, pengalaman maupun sekedar pengamatan kepada anak cucu saya. Semoga berguna bagi mereka...dan bagi Anda juga. Beberapa catatan saya juga tercecer di http://balikpapannaa.wordpress.com ataupun di http://living-indonesiacultural.blogspot.com.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Balikpapan Kehabisan Antena

21 Juni 2010   00:07 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:24 680
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

[caption id="attachment_172857" align="alignleft" width="300" caption="Sumber gambar: http://www.globaltv.co.id/worldcup/forum/index.php?topic=180.0"][/caption] Sebagai kota dengan kontur berbukit-bukit, menonton televisi dengan menggunakan antena luar atau dalam bukanlah pilihan mayoritas penduduk Balikpapan. Anda akan jarang sekali melihat antena-antena televisi yang berdiri menjulang tinggi di kota ini. Mungkin karena terbawa oleh lingkungan pergaulan internasional di kota ini atau memang gambar dari antena tidak terlalu jernih seperti di Jawa, maka penduduk Balikpapan menjatuhkan pilihannya pada televisi kabel. Ngomong-ngomong tentang televisi kabel, selain Indovision dan TelkomVision di Balikpapan juga menjamur televisi-televisi kabel yang dikelola oleh perusahaan-perusahaan lokal di sini. Dengan hanya membayar nggak lebih dari 35 ribu rupiah Anda bisa menonton siaran televisi dari seluruh dunia. Bahkan tahun lalu saat televisi kabel lokal masih menjalin kerjasama dengan Indovision atau TelkomVision, kami bahkan bisa menyaksikan HBO, ESPN, National Geographic, Discovery Channel dan FashionTV dengan harga sebesar itu. Tapi kemewahan seperti itu nyaris tak berbekas dalam perhelatan Piala Dunia kali ini. Gara-garanya apa lagi kalau bukan karena monopoli siaran Piala Dunia oleh salah satu stasiun televisi terbesar di Jakarta itu. Gara-gara hak siar itu siaran piala dunia di televisi yang bersangkutan di Indovision diacak, di TelkomVision diacak, apalagi melalui televisi kabel lokal. Jangankan siaran di RCTI atau GlobalTV, siaran Piala Dunia melalui TV Afrika saja juga turut diacak. Tampaknya peringatan yang disampaikan kepada seluruh pengelola televisi kabel mengenai aturan hak siar membuat nyali para pengelola cukup ciut juga. Praktis upacara pembukaan maupun pertandingan pembukaan Afrika Selatan vs Meksiko tidak bisa disaksikan oleh mayoritas warga Balikpapan, termasuk saya. Akibatnya pada hari Sabtu itu pembicaraan antara warga Balikpapan dipenuhi oleh omelan-omelan mengenai diacaknya siaran pertandingan Piala Dunia. Sebenarnya ada juga sih siaran televisi satelit yang tidak diacak, yaitu melalui Matrix Bola. Tapi banyak orang mikir untuk berlangganan Matrix sementara mereka masih berlangganan dengan televisi kabel sebelumnya. Jadi pilihannya adalah menggunakan antena, harganya tidak terlalu mahal dan lagian masih bisa digunakan kelak sebagai jaga-jaga kalau siaran bola masih juga diacak. Akibatnya bisa ditebak. Antena PF goceng yang biasanya tidak dilirik sekarang diserbu oleh warga Balikpapan. Kalau Anda berada di Balikpapan minggu lalu pastilah Anda akan mudah menemukan orang yang menenteng antena PF goceng. Anda juga akan menemukan kesibukan baru warga Balikpapan yang sedang bersemangat memasang antena dan menarik kabelnya. Ngomong-ngomong, sekarang tersiar kabar kalau Balikpapan lagi kehabisan stok antena, entah antena luar maupun antena. Nah, karena piala dunia masih ada 2 minggu lagi silakan saja berinvestasi di Balikpapan dengan menjual antena tersebut he..he... Bagi yang nggak punya antena sendiri juga nggak perlu bete-bete banget sih soalnya banyak banget tempat-tempat yang menyelenggarakan acara nonton bareng, entah yang resmi entah yang nggak resmi. Yang resmi yang saya tahu adalah di beberapa mal dan kafe, seperti di E-Walk dan Gedung Kaltim Post, pasti ada juga di tempat-tempat lain. Kalau yang nggak resmi biasanya beberapa warga yang bergabung membuat layar lebar melalui media proyektor. Yang penting rame karena bisa teriak-teriak bareng he..he.. Kalau saya masih bersyukur, walau selama masa off-duty tidak bisa menonton pertandingan karena belum punya waktu untuk memasang antena luar di rumah, setidaknya saya masih bisa menonton siaran piala dunia di kamp saat on-duty seperti sekarang ini. Lumayan euy !! Ngomong-ngomong, saya masih belum bisa mengerti gimana sih hitung-hitungan bisnis monopoli siaran piala dunia yang dibalut dengan istilah hak siar ini. Entah pakai antena, entah pakai parabola atau televisi kabel, yang kita tonton kan ya siaran pertandingan yang sama, disiarkan oleh televisi yang sama pula tapi kenapa yang lewat antena nggak diacak sementara yang lewat media lain diacak. Memang tambah pintar saja sekarang orang cari uang. Catatan penulis: Swear deh...tidak ada maksud tulisan ini untuk melakukan promosi terselubung lho he..he...   (Osa Kurniawan Ilham, Balikpapan, 21 Juni 2010)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun