Mohon tunggu...
Muhammad Abdul Ghaniy Morie
Muhammad Abdul Ghaniy Morie Mohon Tunggu... Guru - magmorie

Selamat membaca

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Selayang Pandang Sejarah dan Kebudayaan Bima

18 September 2020   01:05 Diperbarui: 16 November 2021   17:50 3182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Museum Asi Mbojo dulunya Istana Kesultanan Bima. Foto: Dokpri Penulis.

Bima merupakan daerah yang terbagi menjadi Kabupaten dan Kota. Sebelum pecah menjadi Kabupaten dan Kota, Bima merupakan daerah Kabupaten, dan sebelumnya berbentuk Kerajaan. Setelah menerima agama Islam berubah dari Kerajaan menjadi Kesultanan. Bima memiliki suku asli demikian pula bahasa bernama Mbojo.

Menyinggung tentang Mbojo dan Bima, Mbojo dari kata Babuju, asli bahasa daerah Bima yang memiliki arti "kerja sama". Bima berasal dari bahasa Sansekerta, Bhima yang berarti kuat, besar.

Masyarakat Bima menjunjung tinggi nilai soliditas, solidaritas dan kerja sama, seperti mafaka ro dampa "musyawarah mufakat" karawi kaboju "kerja sama". 

Baca juga : Mengenal dan Menjaga Kelestarian Bahasa Bima

Istilah Mbojo sangat akrab ketika orang Bima berada di daerah lain. Misalnya bertemu di terminal bus atau di bandar udara, atau sama-sama berada di daerah lain, bahkan tradisi yang umum sekali bagi pelajar atau mahasiswa yang bertemu di daerah lain, sesama teman sering menyebut ndai dou Mbojo, "kita orang Bima". (Anwar Hasnun: Mengenal Orang Bima dan Kebudayaannya, 2020).

Ketika zaman kerajaan yang dilanjutkan dengan masa kesultanan, para sarjana, ilmuan dan penggiat budaya sudah mencurahkan perhatian besar pada bahasa, sastra, budaya dan sejarah kerajaan dan kesultanan Bima. 

Menulis kembali tentang Bima dan kebudayaannya adalah menghidupkan kembali wasiat leluhur, tentu menjadi tugas generasi sekarang, agar generasi berikutnya mengetahui dan paham tentang peradaban leluhur dan daerahnya. Sebab apa yang dilakukan dan dialami oleh orang tua-tua terdahulu tidak mungkin kita ketahui sekarang secara pasti seperti budaya, adat istiadat, karakter kepemimpinan dan sebagainya tanpa dokumentasi dan inventarisasi dalam bentuk buku, karya ilmiah yang berharga untuk pendidikan dan kehidupan.

Baca juga : Bima, Si Kota Kecil di Ujung Pulau Sumbawa

Mengenal segala hal tentang Bima sama mestinya seperti mengenal diri sendiri. Tidak mengetahui dan memahami budaya leluhur, adat dan filsafat hidup merupakan kesalahan fatal yang dapat mengakibatkan Bima akan hilang ditelan zaman karena kelalaian generasinya.

Orang Bima sangat kaya akan sejarah, adat dan budaya, karakter kepemimpinan, filsafat hidup, bahasa dan sastra yang merupakan warisan leluhur dan kebanggaan bersama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun