Tidak banyak kendaraan yang lewat selain satu-dua sepeda motor, atau sesekali truk pengangkut barang dengan dentuman musik dangdut hingar-bingar di siang yang memanggang.
Kios-kios disesaki barang pabrikan, orang-orang muda berpakaian kota hilir-mudik, para pejalan kaki, pemotor, tukang es keliling, tidak ketinggalan tukang tahu bulat berangsur menepi sejenak beristrahat dari peliknya aktivitas sehari-hari.
Wabah yang sedang melanda negeri tidak menyurutkan semangat mereka berjuang mengais rezeki.
Matahari semakin ke tengah, masjid indah terletak di pinggir jalan sebuah perkampungan yang tidak terlalu ramai penduduknya.
Setelah berwudhu kemudian masuk mengucapkan salam, kulihat satu-dua wajah tua duduk khusyuk di barisan terdepan.
Teringat sosok orang tua yang kuhormati, walau bukan orang tua biologis. Namun perjuangannya mencerdaskan kehidupan sangat kukagumi. Pesannya singkat tinggi makna, "jangan tinggalkan masjid".