Mohon tunggu...
Orchida_Nadia112
Orchida_Nadia112 Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga

Success and happiness lie in yourself.So stay happy,and your happinness and you will form a strong character against adversity.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kajian Hermeneutika: Makna Simbolik pada Tato Manusia Dayak

16 April 2022   10:33 Diperbarui: 16 April 2022   10:37 392
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Bagi manusia Dayak, tato memiliki makna yang sangat mendalam tidak hanya sekedar penghias tubuh belaka tetapi juga sebagai fenomena yang penuh dengan berbagai masalah komplek sekaligus bersifat antropologis dan filosofis seperti mengandung nilai sosial budaya, politik, pandangan hidup, nilai religius, eksistensial dan sebagainya.

Makna-makna yang terdapat dalam tato Dayak yang mana di dalamnya sarat akan simbol-simbol. Untuk itulah tato Dayak selanjutnya dianggap sebagai sebuah teks dimana tato Dayak menampilkan segi fenomenologis karena dapat dipilah dan diterangkan. 

Dalam hubungannya dengan penggunaan hermeneutika Paul Ricoeur, tato Dayak dapat dikaji secara filosofis karena di dalam tato Dayak ditemukan konsep dunia-kehidupan, dimana tato tersebut bercerita mengenai perjalanan kehidupan seorang manusia Dayak, sekaligus juga merupakan perwujudan dari interaksi antara manusia Dayak dengan dunia sekitarnya.

Pemahaman akan tato pada dasarnya juga merupakan pemahaman terhadap "cara berada" atau "cara menjadi" dari seorang manusia Dayak. Memahami tato Dayak tidak ubahnya dengan memahami manusia Dayak dengan segala aspek yang ia miliki. Karena keberadaan tato yang melekat di tubuh seorang manusia Dayak membuatnya "menjadi" sosok yang khas, dimana seorang manusia Dayak yang memiliki tato dianggap sebagai manusia seutuhnya, yaitu manusia sebagai Dasein yang memiliki sejarah, cara hidup, dan cita-cita.

Berbagai kategori yang digunakan Ricoeur untuk menafsirkan teks tato Dayak mulai dari terpaterinya tindakan, mandirinya tindakan, relevansi tindakan dan tindakan sebagai karya terbuka. Adanya hubungan dialektika antara peristiwa, dalam hal ini peristiwa membuat tato dengan makna dari tato Dayak tersebut.

Mengenai manusia Dayak sebagai pemilik tato tersebut juga menjadi penunjang dalam pengolahan tato Dayak sebagai teks, maka di dalam kehidupan manusia Dayak perilaku membuat tato berkaitan juga dengan ide atau gagasan yang sejalan dengan adat-istiadat dan pandangan hidup mereka. Pemahaman tentang tato Dayak sebagai teks mengarah pada pemahaman tentang manusia Dayak yang diungkapkan melalui kedekatan mereka dengan alam lewat simbol dan mitos-mitos.

Simbol yang terdapat pada tato Dayak memberikan sesuatu hal untuk dipikirkan. Sedangkan mitos tato sebagai penerang menuju kematian memunculkan peristiwa yang sebenarnya dan di belakang refleksi itu, diharapkan dapat memberikan jawaban dari situasi kebudayaan membuat tato pada manusia Dayak.

Dengan kata lain simbol pada tato dapat dilihat pada gambar tato sebagai simbol dasar. Pada tato Dayak simbol dasar tersebut merupakan makna literal tato sebagai tanda pada tubuh pada manusia Dayak. Kebiasaan manusia Dayak menggunakan tato menjadi satu pemahaman literal bahwa tato yang dalam bahasa Dayak disebut tedak yang berarti tanda, merupakan identitas bagi manusia Dayak. Bagi lelaki proses penatoan dilakukan setelah ia bisa mengayau kepala musuh. 

Namun tradisi tato bagi laki-laki ini perlahan tenggelam sejalan dengan larangan mengayau. Maka setelah ada pelarangan itu tato hanya muncul untuk kepentingan estetika. Akan tetapi tradisi tato tak hilang pada kaum perempuan. Hingga kini, mereka menganggap tato sebagai lambang keindahan dan harga diri.

Dengan menembus yang literal melalui mitos alam semesta dan kepercayaan manusia Dayak akan adanya kehidupan setelah kematian, maka makna mendalam tato sebagai makna sesungguhnya akan bisa ditemukan.

Mitos Dunia Atas, Dunia Tengah, dan Dunia Bawah serta mitos bahwa tato merupakan obor penerang menuju kematian menjadi perantara dalam mencari dan merefleksikan maknanya dimana dari mitos tersebut muncul simbol-simbol yang berkaitan erat dengan mitos tersebut, seperti simbol-simbol kejahatan yaitu noda, dosa, dan kebersalahan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun