Mohon tunggu...
Basri Ibas
Basri Ibas Mohon Tunggu... Freelancer - ikhtiar dan takdir

yakin usaha sampai

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Siapa Sangka Berkader di HMI Itu Nyaman?

25 Februari 2020   00:15 Diperbarui: 25 Februari 2020   00:09 324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Himpunan Mahasiswa Islam ialah organisasi tertua di indonesia. Sebab dua tahun pasca kemerdekaan HMI di deglarasikan oleh lafran pane di tengah-tengah mahasiswa yang waktu di jogja, yakni bertepatan pada tanggal 05 Februari 1947 .

HMI organisasi independen yang tak terikat dengan ormas manapun, ini membuktikan kedewasaan karakter dan kedewasasaan berfikir dengan asas islam, kemudian dengan nilai-nilai dasar perjuangan yang menjadi ideologi kader HMI.

Tak banyak yang mengtakan HMI muhammadiyah,NU,persis, serta semuanya di tuduhkan kepada HMI. Padahal HMI adalah satu-satunya organisasi yang mempunyai nilai esensial tentang pandangan islam, seperti yang di tulis salah satu tokoh, yakni Nur holis majid, dan tokoh yang lainnya.

Proses kaderesasi menjadi acuan kepada semua orang (kader) yang mengikuti jenjang training di HMI, seperti Lk1, Lk2, dan Lk3. Bahkan jenjang training lainnya. Proses berkader di HMI tidak cuma dengan mendaftar, tetapi masih ada tahapan seleksi lain untuk bisa di terima dan berkader di HMI.

Semisal seperti Lk1 tahapannnya di screaning terlebih dahulu untuk mengukur sejauh mana kemampuan calon kader dengan beberapa materi yang di siapkan

Dan lk2, proses kaderesasi Lk2 melalui beberapa tahapan juga, disisi lain calon kader juga di suruh membuat karya ilmiah (essay), sebagai syarat untuk bisa di terima sebagai peserta lk2 dan tahapan screaningpun pasti di lalui, setelah kader di nyatakan di terima dalam pengajuan karya ilmiahnya.

Begitupun Lk3, Jurnal sebagai syarat untuk bisa di terima sebagai peserta Lk3 yang murni hasil di buatan sendiri oleh calon peserta. Oleh karenanya tahapan itulah yang bisa menjadi ciri khas kader HMI dalam proses, baik di latih untuk percaya diri, jujur, disiplin, serta dalam mengambil sikap/kebijakan dalam ber-organisasi.

Kemudian ber-HMI tidak harus mengkibiri sesama kader, bahkan dengan non kader HMI, pula tak harus  mencaci. Nilai-nilai dasar perjuangan yang di ajarkan oleh HMI membuktikan bahwa kader HMI harus mampu mentransformasikan persoalan-persoalan yang kemudian di nilai tidak berpihak kepada individu dan masyarakat. Kader HMI mempunyai kebebasan dalam berfikir selama itu tidak melenceng dari ideologi HMI, tentunya agama islam.

Kader HMI yang di kader sebagai pemimpin, terlebih kepada nilai intelektual seyogyanya harus pula berkualitas secara keilmuan dan total  dalam melakukan tugas-tugas kehidupan sehari-hari sebagai kholifafil ard. Tentunya tugas wajib kader HMI ialah menjadi insan akademis, pencipta, pengabdi, serta bertanggung jawab atas teruwujudnya masyarakat adil makmur yang di ridzoi allah swt.

Ada hal yang menarik jika kader HMI lebih kepada insan politik, walaupun sebenarnya di HMI di ajarkan bagaimana berpolitik. Namun hal ini menjadi kelemahan seorang kader jika kemudian harus di benturkan dengan urusan politik. Tidak heran jika terkadang kejadian-kejadian di HMI di larikan kepada urusan politik. Nah disitu terkadang terjadi persikukuhan antar kader, kemudian pemangkasan-pemangkasan yang sering kali terjadi. Oleh karenanya alangkah baiknya kader selalu dengan nilai seorang kader, dimana harus kritis dan paham akan segala keilmuan. Tertera pada bab VII (NDP HMI), Kemanusiaan Dan Ilmu Pengetahuan. Dan tidak selalu manut terhadap sneor (alumni) yang mempunyai kepentingan secara politik praktis, walaupun sebenarnya tidak semua sneor atau alumni suka berpolitik.

Sejauh ini kader HMI mengalami kemundurun yang sangat pesat. Sudah banyak kader HMI tidak lagi suka baca buku, bahkan kegiatan-kegiatan di komisariat yang seharusnya di lakukan oleh seorang kader seperti kajian, nah sekarang sudah tidak lagi ada, bahkan jarang terlaksana. Kemudian kepekaan-kepekaan sosial seorang kader pun mulai menurun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun