Sebelumnya perkenalan saya dengan Kompasiana berawal dari pencarian saya terhadap berita "Timnas" dan "PSSI". hampir semua majalah online indonesia saya baca. Tapi ada satu hal yang menarik disini (kompasiana), bahwa "pertikaian" antara kubu pendukung PSSI dan KPSI juga berimbas pada pecinta sepak bola Indonesia.
Hal tersebut dapat kita jumpai dalam beberapa tulisan / artikel diantaranya :
http://olahraga.kompasiana.com/bola/2012/07/13/kpsi-komisi-pembangkang-sepak-bola-indonesia/
http://olahraga.kompasiana.com/bola/2012/07/13/pro-pssi-vs-pro-kpsi-akal-sehat-vs-emosional/
http://olahraga.kompasiana.com/bola/2012/07/13/kerinduan-pemain-isl-terobati-juga/
http://olahraga.kompasiana.com/bola/2012/07/13/isl-menyuap-fifa-isl-menyuap-pssi/
Beberapa artikel yang disebut diatas menunjukan bahwa pertikaian antara PSSI vs KPSI sudah dalam taraf memprihatinkan. Yang ditakutkan pertikaian tersebut menyeret masyarakat luas, karena seperti yang kita ketahui bersama, sepak bola adalah olah raga paling diminati masyarakat dan paling banyak menyedot perhatian masyarakat.
Tapi yang yang dipertontonkan oleh para elite jauh dari sikap ingin membangun sepak bola, yang kita saksikan sekarang ini adalah "perang kepentingan" dan persaingan bisnis, PSSI hanya dijadikan sebagai "sapi perahan' buat kelompok - kelompok baik yang sekarang memegang kendali PSSI maupun yang sedang mengambil alih kekuasaan.
Apabila konflik kepentingan tidak segera selesai, dikhawatirkan akan memicu konflik yang lebih luas dan berujung pada bentrok fisik. Tanda - tanda sudah menuju kesana, dapat kita lihat dibeberapa forum dan sebagainya, terutama tulisan / artikel yang muncul di kompasiana terkait masalah kisruh PSSI.
Di- Kompasiana hampir semua artikel yang ditulis tidak jauh dari PSSI, KPSI, LSI, IPL, dll. aksi saling dukung -Â mendukung, hujat - menghujat sangat jelas terlihat. Kadang isu yang diangkat tidak 'rasional', tidak 'etis' dan memutar balikan fakta.
Harapan saya, semoga kisruh ditubuh PSSI segera berakhir, segera ditemukan solusi terhadap semua masalah yang menghimpit PSSI, termasuk dualisme liga, agar konflik yang berawal dari ellite tidak berujung pada akar rumput. Semoga.
Wassalam,
(PENULIS)
