Mohon tunggu...
Harun Anwar
Harun Anwar Mohon Tunggu... Desainer - Menulis sampai selesai

Lelaki sederhana yang masih ingin tetap tampan sampai seribu tahun lagi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kala Cinta Menyerbu

28 Agustus 2019   04:30 Diperbarui: 28 Agustus 2019   05:14 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku membopong sepotong hatiku semenjak pagi buta untuk menyandarkannya pada relung matamu. Aku biarkan ia terlelap menjadi cinta di sana, di antara bulu mata dan kedipannya.
Aku meneduhkan setiap marah pada senyummu yang melambai-lambai kala siang.
Aku titipkan ia di sana sampai berangsur menjadi kasih.
         
Sore hari bulir hujan datang dari langit, membasahi jengkal jalanan dan gedung menjulang.
Aku lihat anak-anak berlari mencari bianglala, tapi rupanya bianglala itu aku lihat pada sekuntum tawamu.
Kala malam tiba memikul gulita, orang-orang menyalakan lampu gempita, sebaliknya aku malah merasa kaulah pelita.
           
Begitulah.
Aku mana tahu cinta akan datang sepagi ini, saat mukaku masih kalut.
Aku mana tahu cinta akan seyogia ini, sementara hatiku masih kumuh.
Mana aku tahu juga kau yang akan aku cinta, aku tahu kau hanyalah tanjung yang kerap aku sanjung.
Aku bahkan belum sempat bersiap-siap.
               
Cinta itu, ya aku padamu. Tak lain-lain.
       
Ambon, 28 Agustus, pagi ini juga

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun