Mohon tunggu...
Id.Djoen
Id.Djoen Mohon Tunggu... Wiraswasta - ”Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal sholih dan saling menasihati supaya menaati kebenaran dan saling menasihati supaya menetapi kesabaran”

Anak Bangsa Yang Ikut Peduli Pada Ibu Pertiwi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Berharganya Sekarung Sembako

25 Mei 2021   12:23 Diperbarui: 25 Mei 2021   12:37 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Indonesia menganut politik "BEBAS AKTIF" dalam kancah hubungan internasional, aktif berperan serta pada perdamaian dunia, namun juga bebas menentukan nasib negeri sendiri dalam menentukan kebijakan luar negerinya. Permasalahan Palestina vs Israel dari beberapa masa pemerintahan NKRI tak kunjung selesai. Akan tetapi dukungan NKRI atas kemerdekaan Palestina tidak akan berubah sebab memang dalam pembukaan UUD 45 menjamin kemerdekaan sebuah negara.

Dalam sebuah konflik pastilah menimbulkan dampak sosial baik dalam ha ekonomi dan hal-hal yang terakibat pertikaian, sama halnya yang terjadi pada Palestina, banyak anak-anak, ibu-ibu yang mengalami kesulitan aktivitas ekonomi dan membutuhkan uluran tangan sesama manusia sebagai wujud human sociality. Berbagai bantuan kemanusiaan berdatangan dari berbagai pelosok negeri atas kepedulian mereka pada kondisi rakyat Palestina yang terdampak konflik.

Tak ketinggalan beberapa ormas islam di Indonesia mengumpulkan donasi untuk disumbangkan pada mereka warga Palestina. Yang namanya sebuah perbuatan mulia diera modern tak luput dari dukungan hingga nyinyiran. Banyak kita baca di berbagai media sosial perkataan nyinyir disertai dengan narasi yang memojokkan para donatur yang secara sukarela membantu sesama di Palestina.

Ada yang bilang di Indonesia banyak warga miskin kekurangan sembako kenapa harus bantu Palestina. Sebuah narasi yang sempit dan tidak bijak dengan secara tidak langsung menjudge ormas-ormas dan lembaga sosial tersebut kurang peduli pada sesama anak bangsa sendiri yang butuh bantuan sosial di tengah kondisi ekonomi terdampak covid 19. Padahal ormas dan lembaga sosial tersebut telah bergerak membantu warga miskin terdampak covid 19 dengan berbagai macam bantuan baik berupa bantuan sembako atau bentuk lainnya, hanya saja aktivitas mereka tidak terpublikasi atau tidak ingin dipublikasikan media.

Justeru kegiatan sosial yang di kelola pemerintah melalui label Bansos yang dipublikasi secara gencar dan masif di berbagai media berakhir memalukan karena ada tangan-tangan yang tega menyunat Bantuan Sosial tersebut yang sangat dibutuhkan rakyat kecil. 

Kita dengar Si Pulan seorang menteri sosial ujung tombak bansos bendahara salah satu partai penguasa malah menyunat bansos tersebut untuk kepentingan pribadi dan kelompoknya. Hasil sunat bansos tersebut kalau diusut dengan benar jumlahnya berlipat lebih banyak dari bantuan ormas islam & lembaga sosial ke Palestina. Namun banyak nitizen yang diam atas dilema penyunatan bansos tersebut.

Rakyat kecil tak peduli ada ormas yang bantu sesama ke Palestina, yang terpenting bagi mereka sembako ada di tangan mereka, tak tak peduli dan tak mau tahu bansos mereka disunat sebab bagi mereka berapapun jumlah yang diterima sangat berharga. 

Sebut saja Mbah Supi nenek berusia kurang lebih 80 tahun dengan ceria menerima sembako yang diterimanya setiap bulan, doa-doa kebaikan yang diucapkannya saat menerima sembako, tak ada keluh kesah walau hak atas bansos telah disunat. Mbah Supi adalah gambaran realita kondisi rakyat ini ditengah kondisi ekonomi yang terhantam covid 19, Terimo Ing Pandum semboyan wujud kesabaran mereka.

Pola pikir yang sempit dan tingkat kepedulian sosial yang rendah jikalau ada yang mempermasalahkan bantuan ormas dan lembaga sosial pada rakyat Palestina dengan membandingkan dengan orang miskin dinegeri sendiri. Lupa kalau bangsa Indonesia, rakyat korban bencana juga pernah menerima bantuan sosial dari negara asing. Bencana Tsunami Aceh, Gempa diberbagai daerah, Gunung Merapi meletus , bencana yang membawa korban jiwa dan harta tersebut mengusik negara-negara asing membantu.

Wujud hubungan luar negeri antar sesama negara adalah adanya saling kepedulian sosial dengan memberikan bantuan sosial pada rakyat yang mengalami kesulitan ekonomi akibat peperangan, bencana alam dan kejadian lainnya.

Yang terpenting kepedulian sosial pada sesama negara tidak mengindahkan kepedulian sesama anak bangsa di tengah terjangan wabah covid 19. Dan catatatan yang paling penting " Jangan Korupsi BANSOS " dan bantuan sejenis lainnya untuk kepentingan pribadi dan golongannya, ingat secuil sembako yang dikorupsi sangat berharga bagi orang miskin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun