Mohon tunggu...
Id.Djoen
Id.Djoen Mohon Tunggu... Wiraswasta - ”Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal sholih dan saling menasihati supaya menaati kebenaran dan saling menasihati supaya menetapi kesabaran”

Anak Bangsa Yang Ikut Peduli Pada Ibu Pertiwi

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Kala Kreativitas Tanpa Dukungan Ilmu dan Modal

16 April 2021   23:14 Diperbarui: 16 April 2021   23:34 469
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sejauh pengetahuan saya kreativitas berbeda dengan ilmu pengetahuan yang terdiri dari berbagai macam bidang keilmuan. Kreativitas cenderung merupakan bagian dari talenta yang dimiliki seseorang, maaf kalau salah itu pendapat saya lho.

Orang yang lemah dibidang keilmuan atau kepandaian, bahasa kerennya IQ nya ga tinggi akan kesulitan dalam hal menerima ilmu pengetahuan yang diajarkan diberbagai macam sarana pendidikan.

Ini bukan isapan jempol semata, seperti apa yang saya lihat dilingkungan sekitar kampung tempat tinggal saya, orang-orang yang mempunyai talenta dibidang seni misalnya penyanyi cenderung kurang mampu menyerap ilmu pengetahuan. Ada teman sekampung ga bisa baca tulis , namun mempunyai keahlian bidang pembuatan taman dan dekorasi pengantin sejenisnya. Mungkin itu rahasia Illahi yang diberikan Tuhan kepada umat manusia ciptaannya sehingga dia mampu mencari rejeki untuk menafkahi keluarganya walau tidak bisa baca tulis.

Dalam tulisan saya ini tidak membahas tentang apa itu kreativitas, akan tetapi membahas keterkaitan antara kreativitas, ilmu pengetahuan dan modal dalam rangka meningkatkan perekonomian seseorang itu sendiri atau perekonomian secara global. Sebab dengan memahami hal keterkaitan tiga unsur kreativitas, ilmu pengetahuan dan modal akan mendorong mencari solusi bagi peningkatan ekonomi negara ditengah persaingan global dan menciptakan lapangan kerja.

Sebut saja namanya Cak Agung pemuda tetangga dekat yang mempunyai kreativitas membuat miniatur rumah, miniatur kapal dan berbagai macam miniatur berbahan dasar bambu. Disaat menunggu warung kopi usaha utamanya, waktu luang digunakan Cak Agung membuat miniatur dari bambu tersebut untuk memenuhi pesanan konsumennya. Penuh kejelian ketelatenan miniatur pesanan tersebut selesai dibuat dengan alat seadanya.

Namun amat disayangkan kreativitas tersebut tidak meningkat dari hari kehari dan cenderung stagnan. Tidak berkembangnya kreativitas Cak Agung dikarenakan dua kendala yaitu pengetahuan dan modal. Dia belum mengetahui bagaimana caranya agar miniatur buatannya awet tidak diserang kutu kayu, tidak  menjamur dan bagaimana cara mengemas miniatur agar terlihat lebih bagus yang juga akan berdampak pada potensi harga jual yang tinggi.

Dengan alat seadanya pisau, cutter, dia membuat miniatur tersebut memakan waktu yang lama sehingga target untuk beberapa pesanan tidak maksimal. Berbeda jika dia mempunyai alat yang cukup modern yang akan berdampak pada waktu penyelesaian pembuatan miniatur leih cepat dan lebih banyak. Kendala modal inilah yang menjadi kurang berkembangnya kreativitas Cak Agung dalam membuat miniatur-miniatur tersebut.

Miniatur Rumah
Miniatur Rumah
Kreativitas yang dimiliki Cak Agung adalah salah satu kreativitas kreativitas yang dimiliki anak bangsa yang tersebar diberbagai daerah di Nusantara ini. 

Di era digital saat ini pemerintah cenderung terjebak dalam geliat usaha online dengan gencar mensuport terciptanya StarUp- StarUp yang bermunculan, tanpa melihat upaya agar kreativitas yang dimliki anak bangsa mampu besaing dengan hasil kreativitas luar negeri.

Seperti kita ketahu dari berbagai e-commerce dengan macam-macam nama onlinestore masih kebanyakan menjual produk-produk hasil kreativitas orang-orang luar negeri. Lebih banyaknya prosentase produk-produk buatan luar negeri dalam dagangannya onlinestore terkemuka di Indonesia tentu sebuah dilema yang secara tidak langsung mengurangi jargon ku Cinta Produk Indonesia.

Bagaimana agar onlinestore tersebut barang dagangannya prosentase atau 100% prosen diisi oleh produk dalam negeri ?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun