Mohon tunggu...
Id.Djoen
Id.Djoen Mohon Tunggu... Wiraswasta - ”Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal sholih dan saling menasihati supaya menaati kebenaran dan saling menasihati supaya menetapi kesabaran”

Anak Bangsa Yang Ikut Peduli Pada Ibu Pertiwi

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Adaptasi Beramadan di Tengah Covid-19

14 April 2021   08:18 Diperbarui: 14 April 2021   08:28 954
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buka Bersama Dirumah Saja-Dokpri

Tidak terasa kembali tahun ini tepatnya tahun 2021 umat islam menjalani ibadah puasa Ramadhan 1442 H ditengah wabah covid 19 yang belum mereda dan malah semakin merajalela dengan munculnya varian baru covid 19 yang bermutasi.

Ramadan tahun lalu 1441 H awal datangnya wabah covid 19 umat islam secara khusus dan semua warga negara Republik Indonesia tercinta dibuat cemas oleh wabah ini.

Berbagai kebijakan pemerintah dibuat untuk mencegah menyebarnya virus covid 19, termasuk kebijakan yang ditujukan bagi umat islam dalam menjalankan berbagai macam ibadah Ramadhan dan juga kegiatan lain yang berhubungan dengan ibadah dibulan suci ramadhan tersebut.

Pelarangan acara buka bersama, pelarangan berkumpul banyak orang untuk bangunkan sahur yang merupakan tradisi berjalan sejak lama, pengetatan aturan protap dalam menjalankan ibadah sholat wajib berjamaah dan sholat tarawih dimasjid. Aturan-aturan pemerintah yang bertujuan baik tersebut kadang bergesekan dengan masyarakat yang sudah terbiasa jalankan kegiatan sebelum datangnya wabah covid 19. Tak heran kalau kita jumpai banyak jamaah melakukan kegiatan ramadhan waktu itu secara sembunyi-sembunyi. Pihak aparat keamanan gencar melakukan razia kerumunan dimalam hari dalam salah satu upaya mencegah meluasnya wabah covid 19.

Bagaimana dengan ramadhan 1442 H tahun 2021 yang baru saja dimulai?

Pengalaman adalah guru terbaik, pepatah mengatakan begitu. Satu tahun menjalani kehidupan ditengah wabah covid termasuk saat melaksanakan kegiatan ibadah ramadhan adalah pengalaman untuk diambil baiknya guna dipakai dalam melaksanakan ibadah ramadhan saat ini 1442 H dalam kondisi yang sama masih mewabahnya covid 19.

Meskipun ramadhan saat ini pemerintah khususnya kementerian agama membuat kebijakan yang memperlonggar umat islam dalam menjalankan ibadah ramadhan dengan label panduan beramadhan buatan kementerian agama. Akan tetapi ramadhan tahun lalu dapat dijadikan pelajaran dalam melaksanakan ibadah ramadhan tahun ini. Sebagai umat islam kita musti bisa membedakan mana ibadah ibadah dibulan ramadhan yang merupakan ibadah wajib dan mana ibadah yang sunnah serta mana kegiatan-kegiatan yang bukan bagian dari ibadah bulan ramadhan.

Seperti kita ketahui bulan ramadhan adalah bulan dimana umat islam yang beriman diwajibkan untuk berpuasa selama satu bulan penuh kemudian disusul dengan kewajiban membayar zakat bagi orang yang mampu. Dua ibadah wajib khusus dibulan ramadhan yaitu puasa dan membayar zakat, sedangkan sholat tarawih, , tadarrus adalah ibadah-ibadah sunnah sementara berbuka bersama, ngabuburit, adalah kegiatan kegiatan rutin yang telah membudaya.

Dengan mengetahui mana ibadah wajib, ibadah sunnah dan mana budaya kita dapat beradaptasi menjalankan ibadah tersebut ditengah wabah covid. Ibadah wajib puasa dan membayar zakat tidak mengharuskan kita untuk keluar rumah atau berkumpul dengan banyak orang. Ibadah sunnah sholat tarawih dan tadarrus Al-Qur'an tidak diharuskan dilakukan dimasjid dengan berkumpul dengan banyak orang, ibadah tarawih dan taddarus bahkan lebih dianjurkan dilakukan dirumah agar rumah dihiasi dengan ibadah sholat sunnah dan lantunan suara ayat-ayat suci Al Qur'an.

Sholat tarawih berjamaah dapat dilakukan dirumah bersama anggota keluarga sementara kepala keluarga menjadi imam sholat, tadarrus Al-qur'an dilakukan dirumah secara bergilir anggota keluarga, begitu indahnya suasana rumah dibulan ramadhan dihiasi dengan ibadah sunnah tersebut tanpa harus kemesjid yang berdampak resiko atas virus covid 19 yang belum mereda.

Acara berbuka bersama masih bisa kita lakukan dirumah tanpa harus pesan tempat khusus direstoran atau rumah makan, cukup dengan mengundang sanak family dan tetangga terdekat dengan tetap mematuhi protap covid 19. Masakan buatan sendiri serta kesederhaan berkumpul dengan sanak family terdekat walau tak sebanyak jumlah acara buka bersama direstoran akan tetapi nilai menambah kekerabatan dan silaturrahiim lebih tercermin dari buka bersama sederhana ini.

Adaptasi beramadhan ditengah covid dengan merubah kegiatan ibadah bukan berarti kalah dengan covid 19 akan tetapi upaya menyesuaikan diri agar terjaga dari serangan virus 19 yang pandai bermutasi. Toh adaptasi beramadhan tersebut tidak merubah esensi dan nilai ibadah dibualan ramadhan ini.

Upaya adaptasi ini perlu dilakukan umat islam dalam menjalankan ibadah khususnya ibadah ramadhan sebab kita tidak tahu apakah dibulan-bulan ramadhan dimasa-masa mendatang wabah virus covid 19 akan menghilang dikehidupan kita. Atau justeru wabah virus covid 19 akan menjadi lebih ganas dari varian virus yang kita jumpai saat ini.

Wallahu a'lam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun