Mohon tunggu...
Opin putra
Opin putra Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis

Barang siapa di antara kalian melihat suatu kemungkaran hendaklah ia mengubah dengan tangannya; jika tidak mampu, maka dengan lisannya; jika ia masih tidak mampu, maka dengan hatinya dan itu adalah selemah-lemahnya iman.” (HR. Muslim). Katakan kebenaran walaupun rasanya sakit❗

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Fenomena Prokem dan Memudarnya Bahasa Indonesia di Kalangan Anak Muda

4 Maret 2021   22:34 Diperbarui: 5 Maret 2021   07:20 443
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Sebagai Negara kepulauan yang memiliki suku, agama, ras,budaya, dan tentunya bahasa yang beragam menjadikan Indonesia sebagai Negara yang  memiliki budaya yang majemuk serta sebagai Negara dengan bahasa  terbanyak di dunia setelah papua new guiniea. Dan tentunya dengan semboyan bhineka tunggal ika, dimana meskipun dengan budaya, ras, suku, serta bahasa yang berbeda namun tetap satu yakni Indonesia. Tentunya hal tersebut adalah kekayaan yang tidak bisa dimiliki oleh Negara lain yang kemudian menjadi tugas kita untuk terus menjaga sehingga mampu bersaing dan bersinergi dengan kemajuan teknologi modern.

Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan serta bahasa pengantar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara telah lama digaungkan, jauh sebelum Indonesia merdeka, semangat persatuan berbahasa Indonesia telah ada ketika para pemuda dari berbagai daerah diindonesia berkumpul di Jakarta yang kemudian peristiwa tersebut dikenal dengan sumpah pemuda.

Seiring dengan perkembangan zaman bahasa Indonesia kian  mengalami perubahan khususnya dalam penggunaan bahasa yang baik dan benar tanpa di campur aduk dengan bahasa gaul, maupun bahasa asing. Penggunaan bahasa prokem atau bahasa yang dipergunakan oleh anak remaja merupakan sebuah perilaku menyimpang yang mengabaikan bahasa Indonesia yang merupakan identitas bangsa, yang kemudian akan berdampak buruk dan terus menggerogoti bahasa Indonesia saat ini dan masa yang akan datang.

Penggunaan bahasa gaul kini menjadi primadona masyarakat dan tidak bisa terbantahkan lagi jika telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan oleh masyarakat itu sendiri. Bahkan, menjamurnya bahasa gaul tersebut di dukung juga oleh beberapa media seperti televisi, radio, dan media sosial yang kemudian dengan keserampahan media tersebut membuat persebaran bahasa gaul hingga ke pelosok dan tanpa mengenal batas usia. Padahal, media hadir bukan hanya mengibur, memberikan informasi, tapi harus memberikan  edukasi kepada  masyarakat  adalah hal yang paling utama. 

Belum lagi banyaknya penggunaan bahasa gaul dikalangan  pejabat publik, pegiat seni dan sebagainya hal tersebut juga menjadi sesuatu hal yang tidak boleh dilakukan karena mereka adalah komunikator utama dalam komunikasi yang banyak memberikan pesan terhadap masyarakat dan tentunya bisa berdampak terhadap yang melihat dan mendengar.

Sejumlah kata-kata seperti salting, abababil, cabe-cabean, cius, miapa,gabut,gaje, manakutehe,woles, anjir, kamseupay,dan alayers. Munculnya sejumlah kata-kata tersebut adalah bukti nyata jika identitas bangsa yakni bahasa Indonesia sedang tidak baik-baik saja, yang kemudian akan menjadi sebuah budaya dalam suatu generasi. Dimana, jika generasi satu terus membudayakan bahasa gaul maka akan terus turun ke generasi selanjutnya dan tentunya budaya berbahasa Indonesia yang baik dan benar kian hari akan terus mengalami kemunduran dan memudar di tengah moderenisasi masyarakat.

 Dampak lain dari penggunaan bahasa gaul yang secara terus menerus terjadi juga akan berdampak terhadap sulitnya seseorang dalam menggunakan bahasa Indonesia yang benar yang sesuai dengan kaidah berbahasa, kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) serta penggunaan bahasa yang baik dan sopan ditengah masyarakat sesuai situasi dan kondisi

Jadi,  inovasi yang harus dilakukan anak muda terkait persoalan tersebut adalah dengan melakukan

  • Kolaborasi dengan berbagai pihak dalam hal kampanye dan edukasi kebahasaan dan kesastraan seperti pemerintah, kampus, sekolah, bahkan para pemilik gerai makanan dan cafe yang sekiranya banyak dikunjungi oleh banyak orang khususnya anak muda.
  • Kampanye di media sosial seperti instagram, twitter, bahkan di aplikasi tiktok dengan banyak melakukan kerja sama dengan selebgram
  • Menciptakan papan permainan yang kreatif dan  berisi bahasa baku, bahasa daerah ataupun permainan monopoli bahasa dan permainan uno bahasa

#BahasaIndonesia

#prokem

#YopinPratama

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun