Wajar Megawati Soekarno Putri sedih. Baru aja diingatkan agar tidak korupsi, sekarang malah kadernya menambah catatan suram PDIP sebagai partai penguasa paling terkorup.
Bukan hanya sekarang saja Partai moncong putih dikenal sebagai partai penyumbang koruptor. Sejak beberapa kali berkuasa di Negara kita tercinta ini, banyak goresan nama-nama tersangka tertulis di buku tamu kantor KPK.
Nama lainya terlebih dulu ditangkap seperti Damayanti Wisnu Putrianti, Ardiansyah, Nyoman Dhamantra, Ojang Sohandi, Bambang Kurniawan, Taufiqurahman, Sri Hartini, Supian Hadi dan masih banyak lagi yang tidak muat ditulis pada tulisan ini.
Saking banyaknya, saya pun dibuat bingung mau mulai mengulas dari mana. Beruntung ada nama Harun Masiku dan Jaluari Batubara yang cukup hangat diperbincangkan publik.
Kita tentu pernah dengar adanya istilah adagium yang menyebutkan, kekuasaan berpotensi dan berpeluang membuat seseorang kaya karena korupsi. Rupanya benar adanya. Adagium terbukti, bukan sekedar isapan jempol belaka.
Dalam praktiknya, politik di Indonesia partai penguasa relatif banyak terseret kasus korupsi. Seperti PDIP inilah contohnya. Kejahatan berkedok intelektual guna mengambil bukan haknya atas Negara. Jika dibiarkan, ungkapan sedih yang selalu disampaikan Megawati Soekerno Putri tiap pidatonya hanya omong kosong belaka. Bisa jadi hanya untuk mengelabui masyarakat saja. Seolah-olah, istilah sedih memang ungkapan perasaan bukan hanya topeng untuk menutupi kejahatan.