Mohon tunggu...
Rohman Aje
Rohman Aje Mohon Tunggu... Penegak Hukum - Alhamdulillah, Hopefully I am better than yesterday

Seorang opinimaker pemula yang belajar mencurahkan isi hatinya. Semakin kamu banyak menulis, semakin giat kamu membaca dan semakin lebar jendela dunia yang kau buka. Never stop and keep swing.....^_^

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Jadulnya Sistem Pendidikan Kita

25 April 2021   16:28 Diperbarui: 25 April 2021   16:55 941
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jadulnya Sistem Pendidikan Kita

"Setiap anak itu genius. Namun, jika kita menilai seekor ikan dari kemampuannya memenjat sebatang pohon, dia akan berpikir dirinya bodoh di sepanjang hidupnya."
~ Albert Einstein

Sobat semua pasti pernah makan bangku sekolah di Sekolah Dasar yang dikenal dengan sebutan SD. Bagaimana dulu kriteria anak SD yang dianggap pintar? Ya, anak yang pintar adalah ketika Ibu Guru menyebutkan nama-nama yang mempunyai rangking satu sampai sepuluh saat hari Bagi Rapor. Sehingga siswa-murid yang namanya disebut menjadi bangga dan begitu pun orang tua mereka.

Pendidikan di Indonesia memiliki sistem yang menuntut anak-anak didiknya menguasai seluruh mata pelajaran. Mereka diajarkan oleh guru-guru di semua bidang untuk belajar, memahami dan sekaligus hapal apa yang telah diajarkannya.

Sistem pendidikan tersebut masih dianggap sebagai langkah awal sebuah kesuksesan. Padahal, hal itu justru hanya menjadikan anak-anak memiliki kemampuan rata-rata. Mereka boleh saja mengetahui banyak hal, akan tetapi tidak satupun pelajaran yang dikuasainya secara luas dan mendalam.

Oleh karena itu, bagi Sobat yang belum pernah merasakan nilai rapor di sepuluh besar, jangan berkecil hati. Nilai rapor kecil, belum tentu Sobat ini adalah orang bodoh.

Tahukah Sobat, ternyata sistem pendidikan kita juga pernah dijalani oleh banyak negara. Boleh dikatakan sistem pendidikan yang menuntut siswanya untuk tahu segala hal adalah sistem pendidikan level pertama. Cirinya, semakin seorang siswa banyak tahu akan mata pelajaran di sekolah, semakin sukseslah dia.

Di saat negara-negara lain sudah jauh meninggalkan cara lama (baca: sistem pendidikan level pertama). Seperti negara-negara di Eropa yang melakukan Revolusi Pendidikan sejak tahun 1980. Bahkan, negara Jepang, sudah meninggalkan cara lama tersebut sejak sebelum Indonesia merdeka, yakni tahun 1930. Pada akhirnya Jepang telah mampu menghasilkan generasi muda yang profesional yang bertaraf internasional.

Mungkin ada baiknya kita melihat fakta-fakta yang diambil dari sebuah riset Dale Carnegie Institute, bahwa:
[  ] Orang yang banyak tahu (tetapi tidak ada yang mendalam) akan menjadi bawahan.
[  ] Di atas mereka, adalah orang-orang yang spesifik di bidangnya.
[  ] Posisi paling atas atau biasanya sang owner, adalah orang yang spesialis dan yang kreatif.

Coba bandingkan dengan Indonesia saat ini! Anak-anak disekolahkan di sekolah mahal-mahal, Sekolah Nasional Plus atau sekolah yang berkurikulum yang padat. Mereka diajarkan agar bisa mendapatkan nilai yang bagus di masing-masing pelajarannya. 

Waktu belajar di sekolah yang lama, dari pagi hingga sore. Belum lagi ditambah les dan kursus lainnya. Biaya pendidikan menjadi mahal bagi orang tua, sedangkan apa yang didapat oleh anak-anaknya, yang ada hanya kelelahan. Mau sampai kapan Sistem Pendidikan Indonesia begini, lalu kapan sadar dan bangkit dari model pendidikan yang sudah sangat jadul begini?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun