Mohon tunggu...
Rohman Aje
Rohman Aje Mohon Tunggu... Penegak Hukum - Alhamdulillah, Hopefully I am better than yesterday

Seorang opinimaker pemula yang belajar mencurahkan isi hatinya. Semakin kamu banyak menulis, semakin giat kamu membaca dan semakin lebar jendela dunia yang kau buka. Never stop and keep swing.....^_^

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Be The Best You Can Be

12 April 2021   10:13 Diperbarui: 12 April 2021   10:25 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock


Menjalani kehidupan yang bernilai tidak harus melakukan perubahan besar bagi dunia. Cukup menjadi seseorang yang lebih baik dari kemarin, lebih baru dari sebelumnya selangkah demi selangkah sudah termasuk jalan ninjanya untuk membuat hidupnya lebih hidup (baca: bernilai).

Pertanyaan besarnya, bagaimana menjadi seseorang yang lebih baik dari sebelumnya sampai ke bentuk versi terbaiknya?

Untuk menggapai kesempurnaan atas buah prestasi yang dimiliki setiap insan tidak diraih seperti membalikan telapak tangan, seketika atau secara instan itu tidak. Dibutuhkan usaha dan upaya yang berkesinambungan. Ia pun tidak memerlukan pengakuan dari manusia lain.

Saripatinya sangat tergantung pada diri insan itu sendiri. Oleh karenanya, kesuksesan baik dari sisi materi, ilmu, pangkat, jabatan atau pasangan yang membuat iri terhadap dirinya bukanlah yang terpenting, melainkan "memperkaya" diri dengan tumbuh, belajar dan berkembang setiap hari, selangkah demi selangkah. Bisa dibilang, dengan ikhtiar tiada henti untuk menjadi seorang insan yang "kamil" inilah yang menjadikannya bernilai, bukan soal reputasi. Dia akan menjadi apa yang dia usahakan.

Daya upaya tersebut senatiasa tercipta sedikit demi sedikit. Karena itu, merasa gembira terhadap perubahan yang dilakukan setiap hari adalah hal penting. Bahagia akan hadir di setiap perasaan yang meningkat, bukan karena nilai yang absolut. Seseorang akan merasakan kebahagiaan bukan karena suatu standar yang mutlak, akan tetapi disebabkan dia mampu menjadi seseorang yang lebih baik dari kemarin dan lebih dari apa yang diharapkannya.

Lalu, bagaimana "memperkaya" diri bagi seseorang itu? Ini bukanlah soal memperkaya "apa yang dimiliki seseorang", namun kepada "apa yang ada dalam dirinya". Dengan begitu, apa yang dialaminya jauh lebih penting daripada apa yang dimilkinya. Materi bisa datang dan pergi kapan saja semaunya, tapi sampai kapanpun pengalaman hidupnya takkan pernah bisa dirampas oleh siapapun, sebab sudah menyatu dan menjadi bagian dari perjalanan hidupnya. Memperbanyak pengalaman, belajar dan berkembang, itulah sejatinya kekayaan hidup seorang diri.

Referensi: Rando Kim dalam bukunya "Amor Fati, Cintai Takdirmu".

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun