Bersyukur adalah salah satu aktifitas yang bersifat religi. Sebagai manusia yang bertuhan, kita diajarkan untuk mensyukuri setiap nikmat yang telah diberikan oleh Tuhan. Nikmat Tuhan adalah suatu kebaikan yang bisa membuat hati kita menjadi senang dan bahagia secara lahir maupun batin.
Salah satu nikmat yang mudah dideteksi secara lahiriah adalah kesehatan. Kita dapat mengetahui sehat atau tidak secara fisik dapat dibuktikan dengan memeriksa anggota badan tubuh kita sendiri. Jika tidak sehat, umumnya bisa ditunjukan dengan suhu badan naik atau setidaknya ada salah satu anggota badan kita yang merasakan sakit.
Masih banyak pemberian Yang Maha Pengasih lainnya yang dapat dijangkau oleh panca indra kita. Contohnya seperti, mendapatkan jodoh, menikah, memiliki anak, mendapatkan pekerjaan, memperoleh gaji, promosi jabatan, bercuti, berlibur dan lain sebagainya. Itu semua adalah beberapa contoh nikmat Tuhan yang dapat dikenali oleh jasmaniah kita.
Namun, pernahkah kita menyadari bahwa nikmat batin juga merupakan anugerah ilahi yang juga patut disyukuri eksistensinya. Seperti halnya nikmat sehat yang sudah disinggung di atas, nikmat sehat secara batiniah memiliki pengaruh besar dalam kehidupan manusia.
Batin adalah lawan kata lahir. Adapun persamaan katanya adalah rohani atau jiwa. Apa saja yang tidak tampak secara kasat mata namun dapat kita rasakan keberadaannya merupakan ciri-ciri kondisi batin. Apa yang kita rasakan atau perasaan kita, baik positif maupun negatif adalah karakteristik dari batin. Bahagia, senang, sedih, kecewa, marah, minder, iri, dengki dan emosi yang lain sejenisnya juga gambaran dari suasana batin.
Kondisi rohani yang positif seperti optimis, semangat, bahagia, percaya diri dan sejenisnya akan selalu mendorong manusia menjadi produktif. Sebaliknya, ketika manusia itu dalam keadaan kondisi batin yang "down" akibat kesedihan, kekecewaan atau ketakutan akan mengurangi produktivitasnya.
Namun ada suatu kondisi batin yang dampaknya bukan hanya menurunkan produktivitas, tapi juga menghentikan kita  beraktifitas yang posiitif, yakni berlebihan dalam menyikapi turunnya kondisi batin. Kita boleh saja sedih, kecewa, menyesal atau takut karena sesuatu hal, itu menunjukan kemanusiaan kita. Tapi, bila semua perasaan itu disikapi berlebihan justru akan menganggu akal sehat kita. Itulah yang menyebabkan seseorang jadi tidak mampu lagi produktif.
Pun demikian adanya batin yang sedang merasakan bahagia, gembira atau percaya diri, bila kondisi-kondisi jiwa demikian diluapkan secara berlebihan, suatu saat akan menimbulkan efek negatif. Seperti contoh-contoh yang saya kutip dari tayangan video-video meme yang berseliweran di facebook, di antaranya: luapan bahagia berlebihan seorang kiper yang bisa menepis ke depan tendangan pinalti, sehingga tak menyadari bolanya masih berputar balik ke gawang; kemenangan seorang motorbikers di garis finis yang ia rayakan terlalu percaya diri dan dini, padahal ia masih berada di last lap (putaran terakhir); dan lain-lain.
Oleh karenanya, kita dianjurkan untuk senantiasa bersyukur atas anugerah nikmat-nikmat Tuhan baik yang kita rasakan secara lahir maupun batin. Di antara satu wujud syukurnya kita adalah menyikapi segala kondisi batin dengan tidak berlebihan, agar hati menjadi tenang, damai dan yang pasti produktif.
Alhamdulillah, terima kasih Tuhan atas segala nikmat yang telah Engkau berikan kepada kami, sehingga kami bisa tetap produktif dan bermanfaat bagi diri sendiri, keluarga dan semoga saja juga berfaedah untuk masyarakat.
Selamat pagi dan selamat beraktifitas.