Mohon tunggu...
Rohman Aje
Rohman Aje Mohon Tunggu... Penegak Hukum - Alhamdulillah, Hopefully I am better than yesterday

Seorang opinimaker pemula yang belajar mencurahkan isi hatinya. Semakin kamu banyak menulis, semakin giat kamu membaca dan semakin lebar jendela dunia yang kau buka. Never stop and keep swing.....^_^

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kelebihan dan Kelemahan Buku Antologi

23 Oktober 2020   20:07 Diperbarui: 23 Oktober 2020   20:13 1237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Antologi artinya kumpulan. Berasal dari bahasa Yunani, bermakna kumpulan bunga. (Bagi kamu yang suka ngumpulin duit, selamat! berarti kamu tergolong ini) Lalu kata tersebut diadaptasi ke berbagai hal, termasuk dalam hal kepenulisan.

Kumpulan cerita yang ditulis oleh banyak penulis kemudian di-buku-kan adalah salah satu objek antologi. Oleh sebab itu, penerbitan buku semacam itu dikenal dengan istilah Buku Antologi. Ada juga yang menamai buku rame-rame (suka nongkrong juga nih buku) atau buku gotong royong (nahkan ada juga buku yang gak egois) atau buku kroyokan (awas rusak semua tuh buku).

Buku tersebut dibuat melalui proses kebersamaan untuk menulis dan menyusun satu buah buku. Sedangkan buku mandiri adalah kumpulan cerpen atau artikel yg ditulis hanya satu orang.

Isi buku antologi bisa cerpen, puisi, narasi artikel, atau artikel ilmiah dalam tema tertentu, contohnya: studi kasus, karya tulis ilmiah dan lain sebagainya.

Berikut ini adalah beberapa kelebihan dan kelemahan menerbitkan buku jenis buku antologi, di antaranya:

A. Kelebihan
Latar belakang pembuatan antologi:
1. Alasan Strategis:
*Menambah dan memperkaya wawasan sudut pandang suatu tema. Contoh: Tema KDRT menurut tinjauan psikologi, agama islam, agama kristen atau budaya.
*  Mendapat pengalaman beragam yg bisa jadi inspirasi dari berbagai kalangan. Contoh: kasus perceraian: apa dampaknya, apa solusinya untuk menjalaninya.
* Inspirasinya bersifat riil dan langsung karena dialami dalam kehidupan nyata.
* pembaca akan terinspirasi dan dapat motivasi yang kuat.
* mengumpulkan kepakaran dan disiplin ilmu dari berbagai bidang. Dari suatu kejadian bisa dibahas dari berbagai sisi. Antologi jenis ini disebut juga sebagai buku-buku antologi ilmiah murni.

2. Alasan Praktis:
* Agar mendapatkan tulisan yang punya citarasa yang bercorak dan beragam. Contoh menulis tema keluarga dgn gaya ilmiah populer. Jika ditulis oleh berbagai kalangan bisa muncul banyak citarasa sudut pandang tentang keluarga yang berbeda-beda, sehingga pembaca tidak merasa bosan.
* Bisa dapat "view" lintas generasi. Contoh menulis tentang kemerdekaan. Tulisan yang ditulis oleh seorang veteran dengan anak-anak muda tentang mengisi kemerdekaan itu bakal beragam.
* Dari segi waktu lebih cepat dalam proses penulisan dan pengumpulan bahannya karena ditulis rame-rame.
* Ada semangat kebersamaan. Jika sendiri ada saja problem yang bikin mandeg menulis. Tapi jika bersama ketika lagi hilang "mood", masalah macam-macam kita dapat "support" dan motivasi semangat sesama penulis antologi.
* Dari sisi promosi dan pemasaran buku antologinya akan lebih efektif, karena masing-masing kontributor turut berpartisipasi karena rasa memiliki dan tanggung jawab.

B. Kelemahan
Latar belakang Anda lemah, letih dan lesu membuat buku antologi:
1. Corak dan kualitas naskah beragam, jadi kesulitan menentukan standar kualitas dan menyusahkan editor karena banyak ragam tulisan dalam 1 buku.
2. Kerumitan dalam pembagian royalti. (Daripada pusing saya siap berjuang keras untuk menampung)
3. Kesulitan dalam pembagian jika ada yg beli putus. Karena kualitas tulisan beda-beda; ada penulis senior-ada yang junior, ada yg penulis terkenal-ada penukis biasa saja, panjang-pendeknya tulisan. Maka, semua itu menyulitkan untuk pembagian profit yang proporsional. Solusinya adalah kesepakatan dari awal. Contoh: hasil dari buku itu utk kegiatan amal, apakah seminar, simposium. Atau kesepakatan berupa naskah keikutsertaan, tanpa royalti, mungkin hanya 1 buku gratis. Jadi naskah masih milik pribadi penulis, sehingga bisa ditarik kembali untuk diikutkan pada karya antologi lainnya.
4. Tidak bisa fokus untuk mencapai popularitas diri. Untuk "branding" diri, buku antologi kurang menjanjikan. Karena itu sangat sulit untuk mengangkat semua penulis antologi menjadi terkenal.
5. Kerumitan dalam perlakuan masing-masing penulis. Dalam cover tidak mungkin ditulis semua nama atau ditulis bukan nama pun krg menarik. Lalu dalam peletakan naskah, tulisan siapa yg akan di depan. Apakah berdasarkan senioritas atau kualitas? Krn kualitas tdk mutlak ditentukan oleh senioritas.

Demikian beberapa sudut pandang dalam pembuatan buku antologi. Itu adalah pilihan dan setiap pilihan pasti melekat sisi positif dan negatifnya.

Pernah ada artikel yang isinya memandang negatif para penulis buku antologi. Dia mengira sekaligus menyesalkan bahwa ada penulis yang produktif sampai membuat beberapa buku, tapi jenisnya antologi semua.

Kita tidak perlu terjebak pada stereotip. Sebab, baik buku antologi maupun mandiri ada plus dan minusnya. Tidak ada yang mutlak standar kualitasnya. Tergantung dari tujuan menulis, membuat buku atau keikutsertaan kita dalam pembuatan buku antologi itu.

Sumber: Video Pak Cahyadi Takariawa  berjudul "Seluk Beluk Antologi" di Chanel Alinea.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun