Mohon tunggu...
Nanang Dwi
Nanang Dwi Mohon Tunggu... Freelancer - Tinggal di Bojonegoro

Menulis untuk kemajuan bersama

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Manfaatkan Onggok Kedelai, Warga Desa Sendangagung Sukses Ternak Kambing

14 Desember 2021   12:25 Diperbarui: 14 Desember 2021   12:48 333
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
I Dok Pemkab Bojonegoro

Sendangagung boleh dibilang sebagai desa kecil di Kecamatan Sumberrejo, Kabupaten Bojonegoro. Namun desa ini ternyata punya potensi ternak sistem tradisional yang cukup bagus. Hampir semua keluarga punya kambing atau sapi lebih dari dua ekor.


Mubin Masduki, salah satu warga peternak menuturkan, beternak kambing sudah dimulainya pada 2014 silam. Sebelumnya, keluarganya dan warga sekitar juga merawat kambing namun tidak banyak. "Sekarang saya punya sembilan ekor kambing," katanya, Sabtu (11/12/2012) saat ditemui di kandangnya.

Menjadi peternak kambing, bagi warga RT 1 RW 1 Desa Sendangagung, Kecamatan Sumberrejo ini tidaklah sulit. Karena terpenting adalah penyediaan pakannya. Warga Sendangagung punya stok pakan ternak melimpah, yakni dari onggok kedelai.

"Saya dan warga di sini kan menanam kedelai setahun sekali. Nah, onggok kedelai itu kami olah sendiri untuk kemudian menjadi pakan ternak. Biasanya saya tambah dengan E4 dan garam," tuturnya.

Kandang kambing milik Mubin tergolong sederhana. Kandang kayu di belakang rumahnya didesain panggung agar kambing tidak kotor. Selain itu juga memudahkan untuk memisahkan kotorannya. "Soalnya kotoran akan dibawa ke sawah lagi untuk dijadikan pupuk," tutur Mubin.Ia sendiri biasanya menjual bukan ke pasar kambing, akan tetapi langsung kepada konsumen atau warga. Mubin mencontohkan, dari 9 ekor kambingnya, dua diantaranya sudah dipesan orang. Harganya Rp 3 juta perekor. "Rencananya disembelih untuk aqiqah," terangnya.

Untuk harga kambing sendiri bervariasi. Bibit kambing dengan usia rata-rata lima bulan, biasanya Rp 1,2 juta. Sekitar empat bulan kemudian, harga bisa mencapai Rp 2,3 juta. "Tapi tergantung perawatan, kondisi kambing dan masa jualnya," katanya.

Sementara itu, Kepala Desa Sendangagung, Suprapto menuturkan, hampir semua keluarga di desanya, yakni sekitar 400 keluarga, memang mempunyai kambing. Jumlahnya bisa 5 sampai 10 ekor. "Rata-rata kan warga di sini petani, jadi punya kambing itu sudah tradisi," terangnya.

Kebiasaan warga Sendangagung menanam kedelai itulah yang menjadikan warga desa tak pernah kesulitan pakan ternak kambing maupun sapi. Sistem ini sangat menguntungkan warga. "Kedelai bisa dipanen dan menghasilkan uang, onggok kedelainya bisa untuk pakan ternak," terangnya.

Di Desa Sendangagung, lahan pertanian mencapai 169 hektare. Rata-rata, setiap hektare bisa menghasilkan kedelai 2 hingga 3 ton. "Tahun ini hasil kedelai bagus dan onggok kedelai juga melimpah," terang Kades.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun