Mohon tunggu...
Opinari Chloe
Opinari Chloe Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Wahana di Taman Hiburan, Baik atau Buruk?

25 April 2016   22:34 Diperbarui: 25 April 2016   22:51 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menikmati waktu liburan untuk pergi ke taman hiburan bersama teman ataupun keluarga selalu menjadi salah satu pilihan yang terbaik. Ketika berada di taman hiburan, kita bisa bersantai dan melepas penat dengan menikmati suasana sekitar. Misalnya, menghabiskan waktu liburan bermain wahana-wahana yg dapat memicu adrenalin kita. Ketika bermain, kita bisa berteriak melepaskan emosi dan rasa penat dari kegiatan dan aktivitas kita sehari-hari. Namun, tidak selama wahana dan permainan-permainan itu aman.

Tidak pernah terpikir oleh kita, bahwa wahana-wahana yang ada di taman hiburan dapat merenggut nyawa seseorang. Karena buktinya rentetan tragedi telah terjadi di berbagai negara. Kesalahan teknis dan kelalaian petugas wahana permainan merupakan pihak yang paling diberatkan dari kejadian tragis ini. Keselamatan harus dijadikan prioritas utama untuk wahana-wahana yang memicu andrenalin manusia.

Menurut kami, yang harus dilakukan apabila terjadi kecelakaan wahana:

1. Selidiki apakah kecelakaan tersebut murni kelalaian penumpang atau manajemen, tentunya pihak yang menyeledikinya adalah pihak yang berwenang, agar netral dan professional.

2. Apabila murni kelalaian perusahaan, perusahaan harus meminta maaf kepada pihak keluarga korban dan memberikan ganti rugi; sesuai Pasal 20 huruf c dan f  UU Kepariwisataan. Membahas hak wisatawan yang salah satunya adalah memperoleh perlindungan hukum dan kemananan serta perlindungan asuransi untuk kegiatan pariwisata yang berisiko tinggi.

3. Perusahaan harus bisa mempelajari resiko kecelakaan, baik yang disebabkan oleh manusia maupun wahana sebagai dasar pembuatan SOP (Standart Operation Procedur). SOP tersebut secara berkala harus disosialisasikan dan dipantau penerapannya dalam praktek kerja sehari-hari. Apabila perlu, bisa direvisi guna meningkatkan keamanan.

4. Apabila murni kelalaian penumpang, petugas harus lebih tegas terhadap menginstruksikan pengaman yang dipakai penumpang sebelum wahana dimulai. Petugas wahana harus mengecek ulang untuk memastikan bahwa pengamannya benar-benar terpasang dengan baik.

5. Pemeriksaan berkala dan perawatan yang baik terhadap wahana, guna mengetahui kondisi wahana. Seperti memeriksa ada yang rusak atau tidak; bagaimana kondisi bautnya, ada yang kendur atau masih kencang; bagaimana keadaan mesinnya, masih di temperature normal atau sudah kepanasan.

6. Memberi waktu istirahat atau jeda dari beroperasinya suatu wahana, agar mesin atau perangkat bisa mendinginkan diri sejenak. Karena seperti telepon genggam dan mobil, jika baterai telepon atau mesin mobil terlalu panas akan meledak.

Salah satu contoh yang kami sertakan, kami ambil dari luar negeri. Mindbender adalah pemegang rekor roller coster terpanjang dan tertinggi dalam ruang di GalaxyLand, Kanada. Kecelakaan itu diawali dengan sebuah getaran dan benturan keras yang membuat roler coster tersebut melayang. Kecelakaan tersebut memakan 3 korban jiwa. Namun, GalaxyLand telah memperbaiki kerusakan tersebut, dan masih beroperasi hingga sekarang.

Mindbender, GalaxyLand, Kanada.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun