M. Ishom el Saha
Asma binti Abu Bakr adalah ibu yang hebat. Di dalam perutnya sedang dikandung calon jabang bayi berusia 9 bulan. Beliau sedang hamil besar akan tetapi tidak pernah merengek minta dituruti ngidamnya.
Justru beliau giat menyapu jejak-jejak kaki Rasulullah dan Abu Bakr selama perjalanan dari rumah sampai gua Tsur. Tujuannya tidak ada lain hanyalah supaya orang kafir Quraisy tidak mengetahui rute perjalanan hijrah Rasulullah. Perempuan yang sedang hamil besar itu jasanya tak tertandingi, sama halnya burung dara dan serangga yang menutupi pintu gua Tsur.
Berita kedatangan Rasulullah di Madinah dengan selamat sampai pula ke telinga Asma. Beliau lalu memutuskan menyusul hijrah ke Madinah dapam kondisi hamil tua.
Sesampainya Asma di daerah Quba' Madinah, rasa sakit melahirkan tak bisa ditahan. Beliau melahirkan anak laki-laki di pinggiran kota Madinah itu tanpa ada pertolongan memadai, tapi alhamdulillah selamat baik ibu maupun anaknya.
Asma adalah seorang ibu yang hebat. Selesai persalinan, beliau bopong bayi laki-lakinya itu sendiri dengan tubuh yang masih lemas untuk dihadapkan kepada Rasulullah yang sudah berada di tengah kota Madinah.
Beliau bersikeras, sebelum bayinya meneguk apa-apa termasuk air susunya, anaknya itu diusahakan merasakan terlebih dahulu air liur Rasulullah. Usahanya itupun tak sia-sia. Beliau bertemu Rasulullah sambil menjulurkan bayi merahnya: "Wahai Rasulullah, berikan suapan pertama dari kurma yang telah engkau lembutkan dengan gigitan gigimu (tahnik) ke dalam mulut putraku," pintanya kepada sosok yang yang dimuliakan itu.
Itulah sepenggal kisah kehebatan seorang ibu bernama Asma binti Abu Bakar. Wahai para ibu! Ikutlah jalan Asma binti Abu Bakr. Jangan berkeluh kesah di saat kondisi seperti ini. Apalagi minta diceraikan suami yang sedang kesulitan mencari nafkah, atau ingin dipologami lelaki yang sudah beristri.