Mohon tunggu...
opi novianto
opi novianto Mohon Tunggu... Lainnya - suka dunia militer

Suka otomotif dan dunia militer

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Menuju Pantai Balekambang Primadona Malang Selatan

27 Mei 2014   17:49 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:03 5141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_338608" align="aligncenter" width="250" caption="Pantai Balekambang"][/caption]

Selain Pulau Sempu, Malang Selatan memiliki banyak pantai yang berpasir putih. Yang paling populer adalah Pantai Balekambang, namun masih ada Pantai Ngliyep, Pantai Kondang Merak, Pantai Goa China, dan masih banyak lagi. Nah, kali ini saya dan pasangan bermotor ria menuju Pantai Balekambang. Wah jaraknya cukup jauh dari pusat kota Malang. Perjalanan kami tempuh sekitar tiga jam dan banyak bertanya karena papan petunjuknya terbatas.

Kami berangkat selepas Dhuhur dan mengisi motor bebek dengan bensin full tank. Kami telah menyiapkan ransel berisi camilan dan dua botol air minum. Saya mengenakan scarf untuk menutup hidung karena daerah Malang bagian selatan banyak dilalui truk dan cenderung berdebu.

Perjalanan dimulai dari Stasiun Kota Baru menuju daerah Gadang. Selanjutnya motor terus melaju melewati Kebun Agung dan terus menyisir Stadion Kanjuruhan yang megah di daerah Kepanjen. Meskipun siang hari, cuaca tidak terlalu terik dan angin yang sejuk menggelitik wajah.

Kami melewati dua pabrik gula dalam lawatan ini, Pabrik Gula Kebun Agung yang tidak terlalu jauh dari Gadang dan Pabrik Gula Krebet di daerah Bululawang. Tak heran jika kami kerap berpapasan dengan truk, terutama truk pengangkut tebu. Kami menjaga jarak agar asap knalpot dari truk-truk tersebut tidak terhirup oleh kami.

Pasangan beberapa kali turun dari motor untuk menanyakan arah ke penduduk setempat. Mereka dengan ramah melayani pertanyaan kami. Pernah suatu kali kami salah jalan. Saya sudah was-was karena kendaraan yang lalu lalang semakin jarang. Saya lalu meminta pasangan untuk kembali bertanya ke warga setempat dan firasat saya terbukti benar.

Kami terus berkendara melewati Gondang Legi. Di Gondang Legi ini kami bertemu dengan beberapa rombongan remaja yang naik di belakang truk membunyikan musik yang sangat kencang. Rupanya mereka memiliki tujuan yang sama dengan kami, mengarah ke Pantai Balekambang.

[caption id="attachment_338609" align="aligncenter" width="250" caption="Penjual Kerajinan Kerang"]

14011617352134921919
14011617352134921919
[/caption]

Kami disambut adzan Ashar persis ketika membayar tiket masuk. Wah..wah..wah musim liburan ini Pantai Balekambang sangat ramai oleh pengunjung. Parkir motor nampak penuh dan ada banyak pedagang menawarkan makanan, minuman, mainan, dan kerajinan dari kerang.

[caption id="attachment_338610" align="aligncenter" width="250" caption="Bermain Pasir"]

14011618131474611921
14011618131474611921
[/caption]

Pantai Balekambang sudah menjadi primadona masyarakat. Dibandingkan Pulau Sempu yang lebih banyak didatangi wisatawan dari luar daerah, Pantai Balekambang banyak disambangi warga setempat dan warga di sekitar. Memang pemandangan pantai ini menarik karena keberadaan pura mengingatkan saya akan panorama Tanah Lot di Bali.

[caption id="attachment_338612" align="aligncenter" width="279" caption="Pura Ismoyo"]

14011621101911150121
14011621101911150121
[/caption]

Saya menapak jembatan yang membawa ke pulau kecil di seberang, pulau Ismoyo. Di situlah terdapat pura yang masih aktif digunakan dan saat rame saat hari raya umat Hindu. Dari atas jembatan ini saya dapat lebih puas menikmati pemandangan Pantai Balekambang. Angin sepoi-sepoi membuat rasa lelah berkendara selama tiga jam lebih memudar dan mengembalikan tenaga saya. Sebenarnya saya ingin lebih lama menikmati suasana pantai seandainya tidak ingat waktu. Tidak sampai satu jam kami tiba di sini, kami kembali bersiap-siap pulang ke pusat kota Malang.

[caption id="attachment_338611" align="aligncenter" width="268" caption="Pemandangan Pantai dari Jembatan"]

14011619571003611579
14011619571003611579
[/caption]

Pengunjung masih tetap ramai dan masih ada juga yang baru tiba. Sayang toiletnya tidak banyak dan saya mengurungkan niat melihat antrian yang memanjang. Coba fasilitas umum di tempat wisata ini dibenahi, tentu akan lebih nyaman.

Kami kembali melewati jalan yang tadi kami ukur. Lagi-lagi kami berpapasan dengan rombongan remaja yang memainkan musik dangdut kencang. Dan mereka menarik perhatian pengguna jalan dengan berjoget dan bernyanyi di bagian belakang truk.

Mendekati pukul lima sore, langit mulai gelap dan saya mempercepat laju. Kami melewati masjid yang indah, melewati pasar, dan kemudian memandang Stadion Kanjuruhan yang nampak gagah. Saat langit telah gelap kami telah dekat dengan Pabrik Gula Kebun Agung. Tidak sampai satu jam kemudian kami telah duduk di depan meja makan, menikmati makan malam berupa sayur labu pedas, telur petis, dan gulai ayam.

[caption id="attachment_338613" align="aligncenter" width="266" caption="Masjid Cantik di Perjalanan"]

14011623401089370418
14011623401089370418
[/caption]

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun