Mohon tunggu...
Naufal Assauqi
Naufal Assauqi Mohon Tunggu... Mahasiswa - XIIMipa1

hehe

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Soeharto

24 Januari 2022   18:35 Diperbarui: 24 Januari 2022   18:38 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

SUHARTO

Duar terdengar suara bombardir di bukit ambarawa, aku segera lari dari bukit itu untuk menyelamatkan diri dari serangan belanda, terlihat dari kejauhan banyak mayat berserakan dengan kondisi badan yang hancur, akupun lekas bersembunyi karena mendengar para tentara belanda yang mulai maju dan menyerbu bukit itu, tak disangka tantara belanda mengetahui persembunyian aku, tentara belanda tersebut reflek ingin membunuhku, duar suara peluru dari senjata tentara tersebut. Aku pun terbangun dari mimpi itu, "hufttt... ternyata cuman mimpi" ujar aku di pagi itu, setelah itu aku pun melihat jam dan segera bergegas untuk pergi sekolah,  Ketika makan aku memikirkan mimpi itu, aga asing bagiku yang kurang tau tentang sejarah peperangan, aku pun memutuskan untuk mencari tau tentang mimpi itu setelah pulang sekolah,.

Aku pun pergi sekolah , singkat cerita waktu menunjukan pulang sekolah segera aku bergegas untuk pergi ke perpustakaan untuk membaca sekaligus mencari tau tentang mimpi itu, sangat di sayangkan perpustakaan waktu itu sedang tutup, aku pun tidak kehabisan akal segeralah aku pergi ke perpustakaan kota, saat di perjalanan langit mendung taklama hujan turun, aku pun segera mencari tempat teduh. Terlihat ada sebuah toko kue di sebrang yang Sudah tidak terpakai aku pun segara menghampiri toko itu untuk meneduh, duarrr... suara petir dikala itu aku yang sedang diam terkaget kaget dengan suara itu, hujan semakin besar tak mungkin aku melanjutkan perjalan ini, aku pun pergi ke toilet di samping toko ini untuk buang air kecil, di bukalah pintu tersebut, betapa kagetnya aku kala itu tidak melihat kloset melaikan pemandangan sebuah bukit, akupun masuk dengan rasa penasaran, betapa kagetnya pintu itu tertutup dan pergi entah kemana

Seketika saat aku masuk melewati pintu itu, angin berhembus kencang melewati rambut dan telingaku lalu tak jauh dari situ aku melihat tentara berseragam yang asing dimataku, tetapi aku seperti pernah melihat baju seragam seperti itu, aku pun menghampiri dua tentara yang sedang berjaga di pinggir tenda. Saat aku mendekat, lalu aku ditodong dengan senapan yang dipegang oleh kedua tentara itu sambil bertanya, "Siapa kamu? Kenapa bocah bisa berada disini?" aku pun bingung mau menjawab apa, bagaimana aku ada disini?, dan mengapa harus aku?, lalu aku pun menjawab pertanyaan tentara itu "Saya tersesat pak, saya juga tidak tahu ini dimana"
"Ohh begitu, kami kira kamu antek antek belanda" ujar tentara yang satu
"Silakan masuk ke dalam nak, kamu beristirahat saja dulu didalam"
"Baik pak, tapi bolehkah saya berkeliling sebentar?" tanyaku
"Boleh nak, tetapi jangan terlalu jauh" ucap tentara satunya
"Baik pak" jawabku.

Lalu aku pun berkeliling disekitaran tempat itu, rasanya tak asing bagiku dengan pemandangan ini seperti teringat akan sesuatu, aku pun melanjutkan perjanan itu dengan tidak menghiraukan pikiran ku. Seketikan di perjalanan aku melihat tempat bersembunyi pada saat aku di kepung oleh belanda, semua pikiran tentang mimpiku tadi pagi keluar, "ternyata tempat ini adalah tempat mimpiku" ujar aku dengan kaget, segera akupun ingin bertanya kepeda tentara di sebrang yang sedang menjaga Kawasan ini, aku pun berjalan dan menghampirinya.

"pak apakah tempat ini pernah terkena bom" ucapan aku kepada tentara itu dengan penasaran

"belum pernah terjadi dek, kenapa ade menyakan itu" ujar tentara yang ternyata kelak menjadi presiden Indonesia

Akupun menceritakan mipiku kepada tentara itu, sontak tentara itu kaget dengan cerita mimpiku itu.

"Sebaiknya kamu segera pulang dek, sebentar lagi matahari tenggelam" ucap sang tentara itu

"aku tidak tahu arah jalan pulang pak" ujar aku dengan rasa sedih

"kalo begitu ikut bapa saja"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun