Orasi dan narasi (termasuk bahasa kata, tubuh, tulisan) sarkastik umumnya membuat 'luka-luka tipis yang tidak menyakitkan' (saat mendengar atau membaca) orang yang mendengar dan membaca.
Tapi, sekian lama kemudian, ketika ia (mereka) ingat (kembal), maka muncul jengkel, ngomel, marah, terusik, bahkan maki-maki, tapi telat. Hanya orang cerdas, yang tak marah-marah ketika membaca dan mendengar orasi serta narasi sarkatik.
Mengenal Individu Sarkastik, (beberapa bagian dari publikasi Lifehack, 3 Februari 2021)
Memiliki Otak yang Tajam. Otak manusia harus bekerja lebih keras untuk memahami sarkasme. Artinya, seseorang yang menggunakan orasi dan narasi sarkasme sering kali melatih otak mereka sedikit lebih keras daripada Anda.
Mudah Memecahkan Masalah. Orang yang yang selalu sarkas, hobbynya mendengar sesuatu secara kronologis. Dengan cara itu, mereka membantu seseorang, trampil sebagai pemecahan masalah yang kreatif; tapi memaksa orang yang punya masalah lakukan sendiri. Orang Sarkas, hanya membuka jalan, selanjutnya terserah anda.
Memiliki Keterampilan Sosial yang Baik. Umumnya, orang sarkastik menjaga percakapan tetap berjalan, tidak canggung, tapi tidak berpura-pura menertawakan lelucon orang lain. Baginya, persahabatan adalah terpenting. Tapi, waspada, mereka adalah orang-orang yang tak mudah ingat nama-nama orang lain. (Makanya jangan sakit hati jika mereka berkata, "Kita pernah bertemu?" "Namamu Siapa?")
Memiliki Otak yang Lebih Sehat. Menurut Katherine Rankin, Neuropsikolog dan peneliti di University of California San Francisco, "Jika anda tak mampu memahami orasi dan narasi sarkatik/me, maka itu adalah  peringatan dini kerusakan otak (anda)."
So. Jelas Khan. Opa Jappy, "Saya adalah Seniman Menulis yang Sarkastik"
Semuanya katakan Amin 12 Kali, Halleluyah 12 Kali, Alhamdulillah 12 Kali.
25 Mei 2021
Opa Jappy | Indonesia Hari Ini