Mohon tunggu...
Opa Jappy
Opa Jappy Mohon Tunggu... Konsultan - Orang Rote yang Bertutur Melalui Tulisan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

http://jappy.8m.net

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jangan Pernah Lelah karena Mereka Tak Pernah Kelelahan

19 April 2021   11:27 Diperbarui: 19 April 2021   11:44 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Indonesia Hari Ini

 Purwokerto, Jawa Tengah | Anda pernah menerima salam dari saya seperti ini?

Saya tak pernah lelah;
Saya tak pernah berhenti karena kelelahan
Saya hanya bisa berhenti jika tugasku selesai
dan, ternyata, Tugasku tak pernah selesai.

Ya, seperti itulah yang selalu ku tanam dan benamkan ke dalam hati serta hidup dan kehidupan banyak orang, ternasuk dirimu (saya) yang sedang baca.

Anda (yang sedang baca) sudah tahu arah frasa "Jangan Lelah karena Mereka Tak Pernah Kelelahan" ini? Semoga.

Mari, kita lanjutkan; sambil membiarkan dirimu terbang dengan pikiran imajinatif ke banyak arah, sambil bertanya, "Sudah Cukupkah Kulakukan untuk Negeri dan Semuanya?"

Memang, dirimu dan diriku, tak pernah lelah untuk orang-orang yang disebut suami, isteri, anak, keluarga, atau mereka yang dicintai dan disayangi. Tepat, wajib, dan suatu keharusan.

Tapi, ini ada tapi dan tetapinya. Jika lelah dan kelelahan tersebut, bukan untuk mereka yang disebut diatas, termasuk untuk Bangsa dan Negara. Ada dan bisakah?

Jawabannya, beragam; dan sambil menyusun orasi serta narasi indah. Namun, yang tersirat adalah "Tidak, Belum, Tiada Pernah, Menolak, Tak Mau."

Ya. Negeri Tercinta ini, hampir-hampir kehilangan "Orang yang Kelelahan untuk Negeri."

Padahal, Presiden Jokowi dalam karyanya (dan juga saya) seakan menyampaikan bahwa

Saya tak pernah lelah
Saya tak pernah berhenti karena kelelahan
Saya hanya bisa berhenti jika tugasku selesai
dan, ternyata, Tugasku tak pernah selesai

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun