Mohon tunggu...
Opa Jappy
Opa Jappy Mohon Tunggu... Konsultan - Orang Rote yang Bertutur Melalui Tulisan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

http://jappy.8m.net

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

"Raihlah Tangan Orang-orang Sunyi"

12 Januari 2021   10:47 Diperbarui: 15 Januari 2021   14:07 425
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi

Srengseng Sawah, Jakarta Selatan | Sunyi bermakna pada suatu area atau lokasi tertentu yang penuh dengan benda-benda atau makhluk yang bisa mengeluarkan suara, tapi semuanya tidak terjadi; tak ada sudah yang keluar, tidak sesuatu pun yang berbunyi. 

Kemudian, jika ada yang yang memperhatikan atau melihat ke area tersebut, maka mereka akan berseru, "Semunya sunyi dan penuh kesunyian." Sunyi bukan sesuatu yang tak bersuara atau berbunyi; sunyi lebih bersifat 'kumpulan yang tak bersuara, bising, ramai, sorak sorai.

Sunyi juga bisa bermakna, (ada orang-orang atau komunitas pada/dalam suatu area tertentu), harusnya bersuara, mengeluarkan gagasan, idea, usulan, dan berkata-kata tentang banyak hal, namun semuanya diam, bisu dan membisu, tak mengeluarkan kata-kata. 

Jika sikon seperti itu, maka penyebabnya antara lain, (i) bisa menerima dengan tulus, ikhlas, lapang dada terhadap apa-apa (misalnya orasi, narasi, barang, sikap, keputusan, undang-undang, peraturan, bahkan penolakan, dan lain sebagainya) yang mereka terima atau dapatkan, (ii) tidak peduli terhadap apa-apa yang terjadi di/pada sekitar dirinya, (iii) karena (seorang, seseorang, komunitas) telah berada pada sikon 'fatalistik' atau terima nasib, pasrah, sehingga tak perlu lagi berusaha dan berjuang untuk memperbaiki keadaan atau pun menolak 'segala sesuatu' yang menimpa dirinya atau terjadi pada diri mereka.

Berdasarkan penyebab tersebut, maka sunyi pada manusia atau seseorang bisa dibagi ke dalam, (i) sunyi biologis, tidak atau tak bersuara, berkata-kata, membisu, (ii) sunyi psikologis, 'memilih dan terpaksa' diam karena sikon yang terjadi di sekitaran atau menimpa dirinya. Dua-duanya saling melengkapi, dan sering terjadi bersamaan; kemunculannya pun bisa saling mengikuti. Dua model sunyi seperti itu bisa menimpa atau terjadi pada siapa dan di mana pun; durasinya bisa sesaat sesuai konteks peristiwa, atau pun terus berulang dan terus menerus terjadi.

Sunyi Biologis, pada seseorang, biasanya tak berlangsung lama atau bisa cepat hilang; itu tergantung dari suasana yang terjadi serta input yang diterima. Misalnya, sikon yang tadinya sunyi menjadi ramai karena ada suara, orasi, narasi yang 'datang' serta membuat ramai; serta memunculkan teriakan, seruan, dan lain sebagainya; anda bisa lihat contoh pada/saat Bung Karno pidato, orang-orang menjadi sunyi, diam, syahdu, tiba-tiba berseru dan berteriak seiring dengan suara Bung Karno.

Sunyi Psikologis, sikon sunyi seperti ini, lebih banyak terjadi akibat tekanan-tekanan atau input pada diri seseorang (atau pun komunitas); tekanan-tekanan tersebut (umumnya) datang dari kelompok atau orang yang memilik (pemilik dan pemegang) kuasa, kekuasaan, 'pemilik undang-udang atau pun peraturan.' Para 'pemilik' itu menggunakan semua instrumen pada dirinya (termasuk lembaga Politik, Kepolisian, Militer) untuk menekan dan menindas orang-orang biasa dan tak berdaya.

Dan dengan itu, mereka yang tertindas serta tak berdaya tersebut, walau bisa berkata-kata, bersuara, tertawa, bahkan menangis, tapi hanya diam terhadap segala sesuat yang menimpa dirinya. 

Misalnya, mereka (i) diam walau ladang atau tanah mereka 'dipaksabeli' dengan harga murah. (ii) diam ketika menerima bansos yang tak sesuai matriks, (iii) diam ketika diperintah untuk pindah dan menjauh dari Metropolitan, (iv) diam ketika hak-hak serta nilai-nilai kemanusiaannya direndahkan dan diinjak-injak, (vi) diam walau mengalami penolakan, (vii) diam karena sebagai isteri atau suami yang terindas, (viii) diam karena bagian dari Si Miskin yang terlupakan dan dilupakan, (ix) dan masih banyak hal yang lain.


Jadi?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun