Mohon tunggu...
Opa Jappy
Opa Jappy Mohon Tunggu... Konsultan - Orang Rote yang Bertutur Melalui Tulisan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

http://jappy.8m.net

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Selamat Datang Desember, Selamat Merayakan Natal (Secara) Virtual

1 Desember 2020   11:39 Diperbarui: 1 Desember 2020   13:04 324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Jakarta News

Kutipan 

Desember, Latin December (kesepuluh), bulan ke-10 pada Kalender Romawi; bulan ke-12 pada Kalender Gregorian. Desember berasal dari kata decem. Itu adalah bahasa latin untuk angka sepuluh. Di dalam kalender Romawi, Desember adalah bulan ke-10, bukan ke-12. Kata 'desember' berasal dari kata Latin december artinya 'kesepuluh' dari akar kata decem yang berarti 'sepuluh'. 

Kalender Bersama, yang pertama digunakan pada 753 yaitu Kalender Romawi; dalam arti berlaku untuk seluruh wilayah kekuasaan Romawi. (Note: Perlu ingat bahwa masa kuno, Bangsa-bangsa Yahudi, China, Jepang, India, Astec, Aborigin, dan Suku-suku lainnya di Bumi, masing-masing memiliki Kalender (perhitungan waktu, hari, minggu, bulan, tahun sendiri).

Kalender Romawi 753 - 153 SM; hanya 10 bulan yaitu Martius, Aprilis, Maius, Iunius, Quintilis, Sextilis, September, October, November, December. Pada perkembangan berikut, Kaisar Roma mengganti Kalender Romawi dengan Kalender Republik Romawi (digunakan 152 - 46 SM); dan menambahkan dua bulan di depan bulan Martius, yakni bulan Ianuarius dan bulan Februarius.

 Kemudian, Kalender Republik diganti dengan Kalender Julian (45 SM-Januari 1582). Sekian abad kemudian Kalender Julian diganti dengan Kalender Gregorian atau dikenal sebagai Kalender Masehi, pada tahun 1582, (Sumber I dan II).

Dokumentasi Jakarta News
Dokumentasi Jakarta News
Sekitaran Universitas Pancasila, Jakarta Selatan | Selamat Datang Desember. Desember, ya Bulan Terakhir pada Kalender Masehi, selalu disembut meriah oleh banyak orang. Pada banyak komunitas sub-suku dan suku di berbagai pelosok Bumi, menyambut Desember dengan sejumlah kebiasaan rangka interaksi sosial, ritus, maupun keagamaan.

Ya, utamannya pada Komunitas Iman Katolik dan Protestan, (i) Desember identik dengan memasuki Minggu-minggu Adventus; (ii) masa persiapan menyambut keceriaan Dies Natalis Yesus Kristus dengan beres-beres rumah dan sekitarnya, bahkan kunjungi makam orang tua dan keluarga terdekat, (iii) ikuti Kebaktian dan Perayaan Natal yang diadakan oleh Komunitas sekampunghalaman, sedesa, sekumpulan, dan lain-lain, (iv) dan puncaknya pada Malam Menyambut Natal 24 Desember, (v) Ibadah/Kebaktian Natal pada 25 Desember.

Keutamaan dan kebiasaan di atas, sudah berlangsung sejak lama, bahkan sebelum sejak saya lahir; semenjak masa lalu, ketika Kekristenan masuk di Indonesia pada sekitar abad IV di Pancur, Sumatera Bagian Barat; dan kini, masih dipertahankan, terutama di pada keluarga-keluarga Katolik dan Protestan.

Semuanya itu, terjadi hingga tahun kemarin, 2019; bagaimana dengan Kecerian Dies Natalis Yesus Kristus pada Tahun 2020? Mungkin saja, akan menjadi sama dengan kesunyian Ramadhan kemarin serta perayaan keagamaan lainnya, nyaris sepi dan sunyi serta banyak yang tak bisa pulang kampun, karena adanya batasan-batasan akibat Covid-19.

Ya. Desember 2020, pastinya (akan) diwarnai denggan cerah-ceria Adven dan Natal, tapi tak berpusat pada Gedung Pertemuan Umum, Gedung Gereja, Taman atau pun area publik lainnya, melainkan di rumah; sekali lagi di rumah, pada kamar serta ruang-ruang keluarga.

Ya. Natal 2020, dan mungkin saja Pesta Tahun Baru awal 2021, akan full dengan kesunyian; atau hanya sekedar duduk manis di ruang keluarga, di depan gadget dan tv, sambil mengikuti semuanya. Mengikuti Kebaktian dan Perayaan Natal secara Virtual, atau bahkan hanya menikmati suguhan dari TV serta Live melalui Youtube dan FB. Ya, semuanya menjadi 'daring' atau 'virtual.'

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun