Mohon tunggu...
Opa Jappy
Opa Jappy Mohon Tunggu... Konsultan - Orang Rote yang Bertutur Melalui Tulisan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

http://jappy.8m.net

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Menggugat Narasi "Rezim Jokowi"

22 Februari 2020   13:23 Diperbarui: 21 November 2020   08:49 480
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi

Srengseng Sawah, Jakarta Selatan | Kemarin, dan hari-hari sebelum kemarin, ketika terjadi sejumlah aksi massa yang bergelombang di area publik, selalu terdengar ungkapan (melalu orasi pendemo) tentang "Rezim Jokowi" serta sejumlah embel tambahan. Sebutan tersebut, seakan pakem tetap, dan terus menerus disuarakan jika mereka, para antijokowi, melakukan aksi.

Karena sering (dan selalu) terdengar narasi 'Rezim Jokowi,' kemarin, ketika saya makan siang di salah satu warung di Jakarta Pusat, menguping sejumlah remaja seragam abu-abu yang ikut bunyi tentang 'Rezim Jokowi.' Ketika saya mendekat mereka, dan bertanya, "Apa maksud Rezim?" Tak ada satu pun menjawab dengan pasti. Menurut mereka, rezim ya rezim. Nah

Tentang Rezim

Rezim (dari regime, bermakna a particular government or a system or method of government) paling sering dimaknai sebagai tata atau cara pemerintah berkuasa dengan sejumlah Peraturan dan Undang-undang yang menghambat (bahkan pengekangan dan menindas) aktualisasi dan kebebasan personal atau pun rakyat.

Dari pemaknaan itu, kemudian berkembang, utamanya pada ranah politik kekuasaan; rezim dimaknai sebagai prinsip, norma, dan prosedur pengambilan keputusan (dan pelaksanaannya; dari dan oleh Negara atau pemerintah) implisit dan eksplisit untuk mengatur segala sesuatu (pada semua bidang 'hubungan dan interaksi') yang terjadi pada rakyat atau siapa pun yang bisa diperintah.

Karena pemaknaan seperti itu, jika suatu pemerintahan (pemerintah pada Negara mana pun) disebut rezim, maka yang terjadi adalah, misalnya, hal-hal berikut:

  1. mengeluarkan sejumlah regulasi atau undang-undang yang menguntungkan pemerintah dan dominasi kelompok (misalnya Parpol, Militer, Pengusaha, dan Nepotisme dengan kelompok tersebut);
  2. menggunakan Militer dan Polisi sebagai alat penekan dan penindas siapa pun yang melawan pemerintah
  3. Palemen dan Yudikatif sebagai alat kekuasaan dan tunduk serta melayani kehendak Pemerintah
  4. penghambatan, pembatasan, pengekangan terhadap kebebasan pers, aktivis sosial, HAM, dan aspirasai serta aktualisasi rakyat
  5. rakyat dipaksa dan terpaksa menerima segala sesuatu (dari Rezim Pemerintah), tanpa protes, bertanya, tak bisa menolak, atau pun kesempatan membela diri, dan lain sebagainya

Sebutan Rezim terhadap Presiden-presiden RI

Regime atau sebutan Rezim, yang tadinya hanya berhubungan dengan Negara dan Pemerintah, kini sudah menjadi sebutan yang ditujukan kepada siapa pun yang berkuasa; sebutan dari mereka yang tidak termasuk dalam lingkaran kekuasaan, misalnya oposisi atau pun orang-orang anti pemerintah.

Bahkan, pada tataran institusi Politik, seperti Parpol, sering pimpinan parpol juga dituding sebagai rezim; ketua organisasi sosial atau pun pimpinan perusahan, sering dituduh sebagai rezim, dan lain sebagainya.  Bha, bha, bha ...............

Pada konteks Berbangsa dan Bernergara, sebutan rezim pun pernah diberikan ke/pada orang-orang yang menjadi presiden RI. Dan, itu dilakukan secara sadar, terencana, dan terus menerus, bahkan dalam rangka membangun opini serta perlawanan rakyat terhadap Presiden.

Presiden Soekarno. Ketika awal memerintah, 1945 hingga tahun 1955 atau sebelum 1960, Soekarno nyaris tak mendapat perlawanan apa-apa. Itu terjadi karena adanga semangat Kemerdekaan, membangun bangasa, kebanggaan sebagai Bangsa yang Besar pada seluruh rakyat Indonesia.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun