Kutipan Menolak Lupa: Tak Memberi Pembelajaran Demokrasi
Amin Rais, tak seperti pemuka bangsa lainnya, yang berupaya mendorong dan menyokong pemerintah agar menjadi lebih baik, tapi merusaknya. Ia tak tampil sebagai "Yang Menenangkan Rakyat" melainkan mengprovokasi umat.
Dan, faktanya, sejak tampilnya Amin Rais di Perpolitikan Indonesia, ia selesai sebagai Ketua MPR; selebihnya, ia hanya menjadi oposisi tak cerdas.
So, Amin Rais tak memberikan kontribusi apa pun pada Bangunan Demokrasi Pancasila.
=======
Karena rancang bangun PAN, yang awalnya Terbuka dan Nasionalis, semakin bergeser ke 'politik keterpihakan' pada kelompok golongan. Apalagi, sejak sekian tahun lalu, Amin Rais 'turun dan hadir' di/bersama 'suporting Pilkada DKI Jakarta' sambil berseru 'kopar-kaper.'
Amin Rais, dengan kecerdasan yang ia miliki, selayaknya mampu menghasilkan ethos politik, pathos politik, dan logos politik dalam rangka membangun kedewasaan berpolitik Rakyat Indonesia, ternyata tidak.
Bahkan, ketika Pileg dan Pilpres 2019 yang lalu, sejatinya, Amin Rais bisa melakukan edukasi politik (sesuai keahlian dia) yang baik, benar, dan bermartabat kepada publik, ternyata jauh dari harapan. Hasilnya, menurun raihan suara PAN di Pileg dan tak ada satu pun orang PAN di Kabinet Jokowi-Ma'ruf.
Paduan ketertinggalan dan kekalahan PAN tersebut, mereka bawa ke 'pertemuan akhbar;' dan, ternyata sangat seru karena saling rebutan dan lempar kursi. Suatu tontonan yang sangat menarik pada era kekinian.