Depok, Jawa Barat | Virus Corona, sejak akhir 2019 hingga saat ini, telah membuat Dunia sibuk, serta China menjadi Super Sibuk. China seakan 'sementara melupakan' semua ekspansi bisnis, dan fokus ke Wuhan, Hubei.
Negara-negara lain di Dunia pun ikutan fokus ke Wuhan; terutama mengirim petugas medis, obat-obatan, dan masker. Juga, berlomba-lomba evakuasi warga mereka keluar dari Wuhan. Indonesia juga ikut sibuk. Tidak menanti lama, WNI di Wuhan, China dievakuasi ke Indonesia, dan mendarat di Natuna, sebagai suatu langkah strategis dan urgen, bahkan 'darurat.'
WNI yang dievakuasi tersebut, tidak ditempatkan pada rumah-rumah penduduk, hotel, dan sejenisnya; melainkan dalam Karantina atau fasilitas kesehatan dengan pengawasan yang ketat.
Itu yang Indonesia lakukan. Cuma itu? Tidak juga. Justru, tak sedikit orang Indonesia, rajin 'mengirim' hoaks, image canda, humor ke Wuhan, bahkan kutukan dan doa-doa tak laim terhadap China. Sungguh, mungkin mereka sudah hilang empati, simpati, solidaritas, dan rasa kemanusiaan. Prihatin.
Apa-apa yang dilakukan sejumlah orang Indonesia tersebut, beda dan berbeda dengan anak-anak dari Irlandia, lihat video.
Students of Millburn Primary School in Coleraine sang the original Chinese version of "Let the World Be Full of Love", paying tribute to the victims of the coronavirus.
Amid reports around Europe of unwelcoming and even hostile behavior towards Chinese citizens or Asian appearance, the demonstration of solidarity was all the more powerful.
Mereka, anak-anak tersebut jauh dari China; namun mata hati mereka bisa melihat melintas batas, sehingga menyampaikan pesan cinta dan kasih sayang, serta solidaritas ke Wuhan.
Hal sejenis itulah, yang patut dilakukan oleh kita, anda dan saya. Kirimkanlah ke Wuhan pesan-pesan inspiratif, agar korban virus corona tabah, tegar, dikuatkan, dan sabar menjalani proses kesembuhan.
#savewuhanpeoples
#solidarity