Dengan langkah-langkah seperti itu, dengan pelan tapi pasti, TNI dan Polri akan mengurai permasalahan di Papua. Sebab permasalahan di Papua, bisa disebut sebagai sesuatu yang pelik, rumit, carut marut, kusut, serta kait-mengait permasalahan Papua tersebut menjadikan langkah-langkah penanganannya pun menguras tenaga dan waktu.
Karena kerumitan itu, maka peneliti kajian Papua di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Adriana Elisabeth, kepada Media menyatakan bahwa, teralu dini untuk menyatakan bahwa peristiwa penembakan itu terkait dengan ideologi dan politik.
Saya setuju dengan Adriana Elisabeth, namun menurut saya, Negara harus memberi ruang dan kebebasan kepada TNI dan Polri agar bertindak sesuai proses operasi mereka, dan tidak boleh diganggu oleh kepentingan politik kelompok.
Bahkan, sekiranya, berdasar info inteljen TNI dan Polri, jika ada elite Nasional (di mana pun ia berada, terutama di/dan dari Jakarta) terlibat dengan kekacauan di Papua (misalnya penyandan dana), maka mereka harus ditangkap dan dipenjarakan.
Saya pun setuju dengan pernyataan peneliti kajian Papua di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Adriana Elisabeth kepada pers, bahwa
"Kalau bicara ideologi Papua merdeka itu kan basisnya banyak di Pegunungan Tengah. Tapi kan juga tidak serta-merta semua kejadian dikaitkan dengan persoalan ideologis.
Apa sih pengaruh dari pembangunan itu kepada perubahan sosial? Kemudian ada isu-isu lainnya. Kecenderungannya di Papua ada sebuah isu yang terkait isu lain.
Jadi tidak selalu isu itu berdiri sendiri.
Apakah kita semua paham budaya Papua, misalnya? Tension, perselisihan, itu kan mulainya dari yang hal-hal sederhana. Yang untuk kita bukan masalah, untuk orang lain masalah.
Karena persoalan-persoalan di Papua begitu pelik, maka saya menyarankan agar semua pemangku kepentingan, termasuk pemerintah dan kelompok pro-Papua merdeka, duduk bersama menyelesaikannya.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!