Mohon tunggu...
Opa Jappy
Opa Jappy Mohon Tunggu... Konsultan - Orang Rote yang Bertutur Melalui Tulisan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

http://jappy.8m.net

Selanjutnya

Tutup

Sosok

Opa Jappy: Maaf Pak Prabowo, Kampanye Anda Semakin Tidak Jelas

21 November 2018   17:31 Diperbarui: 21 November 2018   22:03 1076
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Kanal Indonesia Hari Ini

Bayangkan saja, SBY yang biasanya menggunakan bahasa kiasan dan tidak langsung menyerang, menyatakan bahwa, "Prabowo belum pernah menjabarkan solusi, kebijakan, dan program yang akan dijalankan untuk Indonesia lima tahun ke depan. Capres mesti miliki narasi dan gaya kampanye yang tepat, (@SBYudhoyono)."

Pada kesempatan lain, SBY pun berkata bahwa, Dalam pilpres, yang paling menentukan 'Capres-nya'. Capres adalah 'super star'. Capres mesti miliki narasi dan gaya kampanye yang tepat. Saat ini rakyat ingin dengar dari Capres apa solusi, kebijakan dan program yang akan dijalankan untuk Indonesia 5 tahun ke depan. Kalau 'jabaran visi-misi' itu tak muncul, bukan hanya rakyat yang bingung, para pendukung pun juga demikian. Sebaiknya semua intropeksi.

Hal yang hampir senada, juga disampaikan oleh Mantan Presiden RI, Megawati Soekarnoputri. Pada suatu kesempatan, Megawati menyatakan bahwa, "Saya bilang kenapa di pihak sana tidak juga mengatakan, program saya adalah ini, saya belum pernah dengar apa yang akan dilakukan, menjalankan program seperti apa, saya ndak tahu. Kan kasihan, ya. Kalau saya bilang, kasihan beliau. Kenapa orang di lingkungannya seperti begitu?"  Megawati pun menambahkan bahwa, "Orang-orang di lingkungan Prabowo sering memberikan pernyataan yang tak positif; itu adalah hal buruk."

Kritik tajam dari Megawati terhadap Prabowo, ternyata diaminkan oleh PAN, salah satu Parpol pendukung Prabowo - Sandi. Hal itu terbukti, menurut Wasekjen PAN Faldo Maldini, "Terkait pernyataan beliau yang kasihan sama Pak Prabowo, saya sangat setuju, kritik itu harus logis. Banyak orang yang tidak positif di sekeliling Prabowo. Banyak yang tidak positif, hampir semua malah. Namanya kita penantang ya harus negative campaign, itu konstitusional. Data-data capaian pemerintah sekarang kita pelajari semua. Semua target tidak ada yang tercapai kok, cuma paling inflasi, itu pun kalau mau dibedah lagi, kami nemu banyak masalah lagi. Negative campaign itu semangatnya akademik, mencari yang terbaik."

Nah.

##

Pernyataan kedua Sang Mantan tersebut, menurut saya, juga diaminkan oleh banyak orang, namun tentu saja, ditolak oleh Tim Sukses pasangan Prabowo Sandi.

Faktanya, jika memperhatikan sejumlah pemberitaan dan laporan media (Penyiaran, Pemberitaan, dan Cetak) tentang kampanye Prabowo Sandi (terutama Prabowo), maka yang muncul darinya hanyalah orasi dan narasi kritik, mencela, bernada menakutkan dan pesimis, serta sering tanpa data dan fakta.

Bahkan, sekali lagi menurut pengamatan saya, tampilan Prabowo dan Gerindra, sudah jauh berbeda sejak kemunculan sekian tahun yang lalu, nyaris tampa kesalahan dan dosa sosial serta politik. Pada masa yang lalu, Gerindra melalui orasi di luar Parlemen serta beberapa tindakan nyata. Paling tidak, sepanjang informasi dari media, Prabowo berhasil masuk di beberapa cela dan sela, ketika Negara nyaris tidak berbuat banyak.

Sayangnya, kini, pada area menuju Pilpres RI Tahun 2019, garang dan gempitanya Probowo ketika berorasi justru semakin tidak jelas arahnya. Bisa dikatakan, sejak Prabowo muncul sebagai 'bakal calon presiden,' kemudian sebagai Calon Presiden untuk Pilpres RI pada tahun 2019, tidak ada satu pun hal baru yang ia sampaikan ke/pada publik; orasinya tanpa memberi harapan dan nilai-nilai postif kepada rakyat.

Ada sejumlah penyataan Prabowo yang justru membuat rakyat semakin bingung dan bertanya-tanya. Misalnya, (i) 99% Rakyat Indonesia hidup pas-pasan, (ii) tampang Boyolali, (iii) uang Negara banyak yang dicuri, (iv) gaji guru rata-rata Rp 20 juta per bulan, (v) datangkan guru dari luar negeri untuk mengajar di Indonesia, (vi) Indonesia bubar atau tidak ada pada tahun 2030, (vii) puluhan juta tenaga kerja asing di Indonesia, (viii) jika terpilih, tidak menginpor apa pun, (ix) kekayaan bangsa Indonesia dikuasai oleh segelintir orang atau pun asing; dan lain sebagainya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun