Mohon tunggu...
Opa Jappy
Opa Jappy Mohon Tunggu... Konsultan - Orang Rote yang Bertutur Melalui Tulisan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

http://jappy.8m.net

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Ratusan Teroris Ditangkap dan Tewas, di Mana 'Pusdiklatnya?'

16 Juli 2018   13:25 Diperbarui: 16 Juli 2018   16:07 474
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Kompas.com

Tentang Teror dan Teroris

Teror adalah usaha menciptakan ketakutan, kengerian, dan kekejaman oleh seseorang atau golongan; meneror bermakna berbuat kejam, sewenang-wenang, semena-mena, paksaan, ancamam, tindakan, kata-kata/pernyataan, dan lain sebagainya untuk menimbulkan rasa ngeri atau takut. Ada banyak cara, kata, tindakan, sikon (yang sengaja diciptakan) secara sendiri maupun bersama yang bisa dikategorikan sebagagi teror dan meneror.

Bahkan, aksi-aksi yang bersifat teror dapat terjadi di mana-mana dan oleh siapa pun juga; semuanya bertujuan agar yang teror menyerah kalah terhadap yang meneror, sekaligus mengakui eksistensi dan keberadaan si peneror. Lebih dari itu, jika si peneror (si teroris) mewakili institusi dan idiologi, maka ia inginkan agar yang diteror tunduk, takluk, dan berada di bawah naungan serta pengaruh idiologi usungannya.

[SUMBER: Opa Jappy Kompasiana]

Berdasar jejak di google search machine, sejak tahun 2000 yang lalu, sudah lebih dari seribu (terduga) teroris yang ditangkap polisi, dan ratusan lainnya yang ditembak mati. Bahkan, belakangan ini, setelah rangkaian ledakan dan peledakan di Jawa Timur, Polri melalui Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri telah menangkap 197, dan menembak mati 20 orang teroris. Peristiwa teranyar adalah, rangkaian penyerangan teroris terhadap aparat Kepolisian di Jogja dan Indramayu, ada yang ditangkap serta dilumpuhkan atau tewas.

Tindakan (sangat) tegas terhadap teroris dan terduga teroris, semakin masif setelah Polri dikomendai oleh Kepala Polri Jenderal (Pol) Tito Karnavian. Sebab, Jenderal Tito telah memerintahkan agar upaya melumpuhkan terduga teroris tidak dapat dilakukan dengan penanganan biasa. Oleh sebab itu, menurut Tito, "Anggota Polri perlu melakukan tindakan tegas kepada para terduga teroris yang melakukan perlawanan. Undang-undang memperbolehkan anggota Polri untuk melakukan tindakan represif yang mematikan terhadap para terduga teroris apabila mereka melakukan tindakan yang membahayakan keselamatan anggota Polri dan mengancam keselamatan masyarakat. Kalau mereka menggunakan parang, gunakan senjata api, gunakan bom, masa diimbau saja. Kami berhadapan bukan dengan pelaku biasa, mereka pelaku yang siap mati."  

Ketegasan Kapolri dan meningkatnya kinerja Polri untuk menangkap  (serta melumpuhkan) teroris tersebut, sangat diapresiasi oleh public; di sini, rakyat sipil sangat berterimakasih karena Polri tak gentar menghadapi teroris, dan terus menerus memberantas mereka.

Namun, di balik itu, walau sudah lebih dari seribu orang teroris yang ditangkap dan dipenjarakan, serta lebih seratus yang ditembak mati, teroris seakan belum menjadi sedikit atau berkurang. Pertanyaan yang sama atau seperti itulah yang ada di benak publik atau rakyat yang mencindai damai dan perdamaian serta keamanan di Negeri ini.

Publik terus bertanya, "Mengapa teroris belum juga habis dari RI?" Pertanyaan yang sederhana, namun sulit menjawab.  Dan, biarlah lembaga terkait yang menjawabnya.

Tapi, bagi saya, memang Polri telah berhasil menangkap (mungkin) ribuan teroris dan menembak mati ratusan dari antara mereka; lalu, di mana 'Pusdiklat Teroris' tersebut? Sejumlah pengamat, di hadapan media, telah menunjukkan bahwa para teroris tersebut dilatih (dan terlatih) di Wilayah A, B, C, dan seterusnya, sehingga, jika satu dua tertembak, maka yang lain diterjunkan ke area publik untuk lakukan teror.

Hingga kini, sebagaimana pemberitaan media, baru pelatihan teroris dari Kelompok Santoso di Sulawesi yang berhasil dibasmi (walau belum dijamin, mereka telah lenyap), bagaimana dengan kelompok-kelompok lainnya?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun