Mohon tunggu...
Opa Jappy
Opa Jappy Mohon Tunggu... Konsultan - Orang Rote yang Bertutur Melalui Tulisan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

http://jappy.8m.net

Selanjutnya

Tutup

Politik

Tanggapan Publik Terhadap Pidato Politik Anies Baswedan

16 Oktober 2017   23:20 Diperbarui: 17 Oktober 2017   08:14 6466
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tangkapan Layar Laman Wikipedia Com

Di Suatu Tempat, Nan Jauh dari Nusantara--Hari ini, tak seperti 15 Oktober 2012, hari ini, sebagian besar warga DKI Jakarta, justru terkejut dan prihatin. Itulah sepotong pesan yang datang padaku melalui WhatsApp.

Setelah memburu info dari Tanah Air, terkejut dan keprihatinan warga tersebut, datang dari, "Setelah mereka melihat dan mendengar Pidato Selebrasi Anies Sandi sebagai Gubernur DKI Jakarta."

Ternyata, itu to

Beberapa jam yang lalu, Anies Baswedan dan Sandiaga Uno dilantik sebagai Gub dan Wagub Jakarta, yang disambut hujan badai. Dilanjutkan acara Selamatan Jakarta di Balai Kota DKI, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat. Pada momen itulah Anies Baswedan menyampaikan pidato politik sebagai Gubernur DKI. Di hadapan para pendukungnya, menyatakan bahwa

"Jakarta ini satu dari sedikit kota di Indonesia yang merasakan polarisme dari dekat. Di Jakarta, bagi orang Jakarta, yang namanya kolonialisme itu di depan mata.

Kita semua pribumi ditindak, dikalahkan, kini saatnya kita menjadi tuan rumah di negeri Indonesia.

Jangan sampai Jakarta ini seperti yang dituliskan pepatah Madura. 'etk s atellor ajm s ngremm', itik yang bertelur ayam yang mengerami.

Kita yang bekerja keras untuk merebut kemerdekaan, kita yang bekerja keras untuk menghapuskan kolonialisme [dari berbagai sumber]."

Dari pidato di atas, saya bisa menerima dan maklumi jika ada warga DKI yang terkejut dan prihatin. Paling tidak ada beberapa hal, menurut saya, yang tak elok dari pidato politik tersebut.

Pertama. "Kita semua pribumi ditindak, dikalahkan, kini saatnya kita menjadi tuan rumah di negeri Indonesia."

Pribumi ditindak dikalahkan, Nies, maksudnya apa nich? Agaknya, ia kedepankan sentimen pribumi-non pribumi, dan generalkan  Jakarta sebagai Indonesia. Padahal, kalau mau jujur, leluhur Anies Baswedan pun bukan asli Nusantara; juga, Jakarta hanya 'sepotong' Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun