Mohon tunggu...
Ody Vangellow
Ody Vangellow Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Agama-agama Normatif

23 Februari 2018   21:15 Diperbarui: 23 Februari 2018   21:23 796
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berbicara agama kita tidak akan lupa berbicara manusia karna sejatinya keduanya memanghal yang saling membutuhkan sehingga lahirlah ungkapan manusia adalah mahluk yang beragama (human of religion), agama dalam arti kata memberikan jalan yang efektif bagi pemeluk-pemeluknya agar bisa mengahadapi semua probelematika hidup sehingga mengantarkan manusiat pada suatu kenyamanan, kedamaian, dan ketentraman dalam hidup dan menjadi poin paling penting dalam beragama yakni bagaimana agama bisa memberikan jalan terhadap surga-Nya. Hal ini mengindikasikan bahwa manusia itu butuh agama untuk kebutuhan spritual dan sosial begitupu sebaliknya agama juga membutuhkan manusia khusunya pemeluknya untuk mengimplimentasikan ajaran atau doktrin agama agar bukan hanya teks mati.

* DIFERENSIASI AGAMA

Di indonesia ada enam agama yang sudah mendapatkan legal standing dari pemerintah yaitu agama islam, hindhu, budda, kristen, katolik, dan konghucu nah, dengan demikian terjadi diferensiasi agama yaitu ada beraneka ragam agama di indonesia sehingga beraneka ragampulalah cara agama  memandu pemeluknya untuk mengatasi problem hidup untuk mencapai ketenangan batin dan fikiran, lebih jauh lagi sumua agama itu menekankan pemeluknya agara lebih normatif terhadap semua mahluk hidup khusunya manusia agar bersifat humanisme yaitu memanusiakan manusia setelah mengalami dehumanisasi karena masyarakat modern telah menjadikan manusia sebagai masyarakat abstrak tanpa wajah. 

Sehingga kita menghilangkan sifat apatis dan egois terhadap mereka yang tidak sepaham dengan kita, istilahnya kita mau menolong, berkorban, kepada mereka yang berbeda haluan. diferensasi agama apabila tidak di sikapi dengan rasa toleransi maka yang ada adalah pengotak-ngotakan 'agama ku, agama mu, agama kalian', seakan-akan ada penyekak antar umat yang bebeda agama hal ini tidak sejalan dengan ajaran agama tersebut karna agama selalu mengajarkan tentang kebaikan terhadap semua manusia.

Dalam kasus ini menampak kan bahwa semua agama adalah kebenaran bagi setiap pemeluknya sehingga mereka nyaman terhadap tiap-tiap agamanya yang mereka yakini dan ikuti toh, semua agama mengajarkan kebaikan terhadap umatnya jadi, yang kita butuhkan bukan bagaimana menyeragamkan semua umat di dunia dengan satu agama, keyakinan dan keperercayaan karna hal itu mustahil tidak akan pernah terwujud, kalau memang kita tidak bisa di satukan dalam keagamaan setidaknya kita bisa dengan bersatu dalam hal kemanusiaan membrantas hal yang tak berkerimanusiaan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun