Kini Rahwana menghilang dari tempat nya berdiri, dengan tubuh sebesar itu, kecepatan nya bahkan bertambah. Rama mulai waspada, ia mengamati sekelilingnya, dari sisi manakah Rahwana akan menyerang nya.
Duuuaaarr
Tiada tanda apapun saat Rahwana hendak menyerang, serangan itu ia lancar kan tepat di atas kepala Rama, kawah kecil muncul di atas tanah tempat ia menghantam Rama. Rahwana menyerah secara membabi buta, keduapuluh tangan nya menyerang Rama yang masih tak terlihat di bawah Rahwana secara bergantian.
Debu menyebar ke segala penjuru saat Rahwana berhenti menyerang, tatkala debu itu sirna, Rama sudah tak terlihat di bawah Rahwana, ia menengok ke kanan-kiri mencari dimana musuh nya berada.
Wuuussshh
Anak panah yang tajam melesat tepat mengarah ke dada kiri Rahwana. Panah itu tampaknya berasal dari atap istana Ngalengka. Rahwana roboh bertekuk lutut, memegangi anak panah yang menembus dada, berusaha untuk melepaskannya secara paksa. Rama muncul di depan Rahwana, wajah memar serta darah segar mengucur dari hidungnya "Dasar raksasa buruk rupa" ucapnya dihadapan Rahwana.
Sepasang mata yang berada di salah satu wajah Rahwana tertutup, namun tidak dengan delapan pasang lainnya. Tangan Rahwana bergerak ke arah Rama, menangkap kepala Rama bagaikan boneka mainan, tangan Rahwana berusaha meremas dengan kuat kepala Rama "aaaaaarrrrggghhhhh" teriak Rama kesakitan, Rama masih berusaha melawan dengan melayangkan tinju nya berkali-kali ke arah Rahwana, namun tidak menghasilkan apa-apa, disaat Rahwana semakin keras meremas kepala Rama, petir menyambar mereka berdua.
Rahwana menutupi seluruh matanya karena cahaya yang di pancarkan oleh petir tersebut. Ledakan hebat terjadi tepat di depan nya setelah ia melepaskan kepala Rama. Asap mengepul tebal di hadapannya, setelah itu keluarlah seseorang yang mirip dengan dewa vishnu dari kepulan asap itu.
"Bhatarama Wijaya"
Sosok itu adalah Rama yang menjelma menjadi prajurit dewa!.
 Pertarungan sengit antara sang iblis melawan dewa terus berlanjut dengan penuh ketegangan tanpa jeda sedetikpun, serangan demi serangan saling dilancarkan menimbulkan gelombang kejut besar-besaran. Belum terlihat satupun dari mereka yang akan tumbang dan siapa yang akan menang.