15 September 2021 adalah hari yang luar biasa dan tak pernah diduga dalam hidup saya. Itupun seperti yang dirasakan oleh teman-teman seangkatan yang sampai saat ini dengan caranya sendiri mengakui hal ini.
Sekita jam 09:00 WIT, tibalah saya di depan gerbang sekolah yang bertuliskan SMA Negeri 2 Kupang. Sejenak saya berpikir, saatnya harus berjuang dalam kematangan di jalan yang penuh terang.Â
Di halaman depan terlihat pohon-pohon Cemara yang menuntut kita bersikap tahu arah, tanpa amarah. Butir-butir pasir yang menuntut kita untuk berjuang sampai garis akhir, tanpa harus jatuh agar berakhir. Bunga-bunga di sudut kelas yang menuntut kita untuk tahu mencintai perjuangan agar tidak dinyatakan tak pantas
Huuuuuufffff...
Saya masih belajar menanam akar agar tumbuh menjadi mekar. Saya masih belajar mencubit papan tulis agar tahu dan tulus. Saya masih belajar mengenakan pakaian hitam putih agar tahu bahwa ada merah dan biru yang terus mengejar arus
Satu semester ini akan menjadi pagi di awal September, agar menjadi malam di akhir gerhana
Hahaha serius sekali rupanya. Ia harus serius. PPL dan Smandu Kupang, akan menjadi arang bagi semua yang masih dalam kedinginan.
Saya atas nama perjuangan, masih belajar menghitung ruang-ruang kelas dan menghaluskan pasir-pasir di pesisir.
