Mohon tunggu...
Ongko Fatahilah
Ongko Fatahilah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Newbie

Semangat di Setiap Harinya

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Warganet Geram! Adegan Drakor "Racket Boys" Dianggap Lecehkan Indonesia

19 Juni 2021   18:37 Diperbarui: 19 Juni 2021   19:12 323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Kehadiran k-drama atau drama korea menjadi salah satu tayangan yang dapat menghibur banyak orang di dunia perfilman, apalagi di masa pandemi Covid-19 seperti saat ini yang mewajibkan hampir seluruh warga negara di dunia untuk tidak berkegiatan diluar rumah atau lebih banyak menghabiskan waktu di dalam rumah. Hampir di seluruh kalangan menyukai tayangan drama korea ini, dimulai dari kalangan remaja, dewasa muda, pasangan muda, bapak-bapak dan juga ibu-ibu. Mereka dapat menikmati drakor dimana saja dan kapan saja, ada yang menyaksikan lewat gadget, laptop, PC, maupun televisi.

Tak hanya di negara Korea, persebaran drama korea ini pun hampir ke seluruh penjuru dunia dan salah satunya adalah negara Indonesia. Para penggemar drakor rela menghabiskan waktu hingga berjam-jam merampungkan satu drama Korea hingga tamat. Bukan hanya ketika di rumah, ketika sebelum adanya pandemi, menyaksikan mereka menonton drakor disaat waktu senggang di mobil, restoran/warung makan, dan juga di taman pun menjadi hal biasa, asalkan tidak pada saat menyebrang jalan lo ya bahayaaa...

Ada banyak alasan yang muncul dari bibir penikmat drama Korea saat ditanya mengapa begitu menyukai drama Korea, kita sebut saja drakor. Mungkin jika ditanya satu judul film hingga beberapa episode siapa yang memerankan dan bagaimana alur ceritanya, mereka pun dengan sigap menjawab dan tidak sedikit yang menjadikannya bahan diskusi disaat berkumpul.

Beberapa aspek kehidupan drakor pun diterapkan oleh penggemar drakor di dunia nyatanya dari model berpakaian, tatanan rambut, hingga cara berbicara yang khas. Tak sedikit kaum adam di Indonesia yang mengubah tatanan rambutnya menjadi belah tengah/berponi ala aktor drakor yang mereka anggap dapat menaikkan karismanya. Dan hal yang mungkin sering kita jumpai saat ini adalah pengucapan sepatah/dua kata bahasa korea yang menempel di kepala penggemar, seperti "sarangheyoo oppa" , "Jinjja?" , "daebak!"  secara sadar atau tidak sadar ungkapan-ungkapan seperti itu tadi terucap dari bibir penggemar drakor. Segitu cintanya akan suatu karya yang dikemas rapi dan dapat memikat hati jutaan orang, menonton drakor memang diniliai sebagai hiburan di waktu luang.

Namun, belakangan ini warganet sempat dikecewakan terhadap beberapa adegan di dalam film drakor yang berjudul "Racket Boys". Drakor tentang olahraga badminton ini sempat melontarkan beberapa kalimat di beberapa adegan yang dianggap melecehkan Tanah Air. Hal ini kemudian menarik untuk dibahas melihat drakor yang sudah hampir menjadi asupan sehari-hari warganet. Lalu, dampak apa yang akan terjadi setelah adanya kasus ini? Apakah beberapa warganet akan mulai mengurangi atau bahkan berhenti mengkonsumsi drakor sebagai hiburan?

Di dalam drama yang berjudul "Racket Boys" tepatnya di episode 5 beberapa adegan dalam film tersebut diceritakan pelatih dan pemain bulu tangkis tengah mengikuti pertandingan olahraga internasional yang dilakukan di Jakarta. Kontingen asal Korea Selatan nampak menumpahkan rasa kesal ketika berkumpul di sebuah restoran dan mempermasalahkan kamar dan tempat latihan yang diberikan oleh tuan rumah dianggap tidak layak pakai. Pelatih tersebut berbicara seolah hal ini dilakukan sebagai strategi untuk mengalahkan kontingen Korea Selatan.

"Penginapan tidak bagus. Mereka berlatih di tempat pertandingan, sedangkan kita di tempat latihan tua tanpa AC, yang benar saja" kata pelatih dari tim nasional muda itu.

Kemudian adengan berikutnya nampak disaat karakter Han Se Yoon (lee Jae In), yang merupakan karakter utama wanita di drama itu tengah mejalani pertandingan bulu tangkis di Jakarta, Indonesia. Demi membuat suasana lapangan semirip mungkin, pihak SBS juga membuat setting lapangan agar nampak seperti pertandingan asli di lapangan Jakarta dan juga menggunakan figuran orang Indonesia. Saat pertandingan berlangsung, Se Yoon sempat melakukan kegagalan sehingga memberikan poin kee tim lawan (Indonesia) lalu suara teriakan pendukung Indonesia pun terdengar berteriak dan mengejek ke arah Se Yoon.

 "Bukankah tak sopan mengejek saat gagal?" ucap Se Yoon ke arah pelatih.

 "Mereka tak akan mengejek kalau tahu sopan santun". Jawab pelatih.

Lalu pertandingan berhasil dimenangkan oleh kontingen Korea selatan dan sorakan penonton pun terdengar, "Huu...!"

Merasa adegan di episode 5 menyinggung Tanah Air, warganet pun membanjiri kolom komentar di unggahan terakhir SBS di akun @sbsdrama.official dengan protes. Banyak peggemar drakor yang kecewa dengan memberikan kata-kata yang terbilang kasar karena adegan tersebut, padahal mereka cukup menikmati alur ceritanya. Ditambah lagi dengan adanya seruan #takedown agar berhenti menyaksikan drakor yang satu ini. 

Namun, ada juga netizen yang mengajak untuk lebih baik memboikot drama-drama SBS dibanding memberikan kata-kata kasar. Tak hanya warganet Indonesia, warga negara Korea sendiri sempat memberikan komentar atas kejadian tersebut, dan rata-rata dari mereka agak sedikit kecewa karena akan merusak citra perfilman drama korea yang sudah mendunia dan mereka mengingatkan agar lebih teliti dalam pembuatan cerita di episode dan adegan berikutnya.

Dengan adanya kasus seperti yang terjadi dalam drama korea "Racket Boys" akan membuat penggemar sedikit kecewa namun, menurut saya pribadi tidak akan membuat penggemarnya berhenti menonton drakor lainnya, dalam waktu yang singkat. Sudah pasti para penggemar dapat memaafkan tayangan hasil karya Negara Korea Selatan tersebut karena mereka sudah terlanjur menyukai film drakor . Terdapat banyak drakor yang untuk saat ini masih belum melakukan kesalahan yang dapat dinikmati oleh penggemar.

Pada kasus ini, jika lembaga perfilman dari tanah air yang melakukan pelanggaran serupa maka hukum yang mengatur adalah Undang-Undang No. 33 tahun 2009 tentang perfilman, pasal 5 yang berbunyi "kegiatan perfilman dan usaha perfilman dilakukan berdasarkan kebebasan berkreasi, berinovasi, dan berkarya dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama, etika, moral, kesusilaan dan baudaya bangsa." Dan juga sudah ada larangan mengenai kasus ini, tertera di pasal 6 poin (d) yang berbunyi "menistakan, melecehkan, dan/atau menodai nilai-nilai agama ;"

Namun, pada kasus ini SBS langsung memposting permintaan maafnya atas adegan yang menyinggung warga negara Indonesia. Pihak SBS menyampaikan permintaan maaf di akun officialnya, dan spontan membuat warganet geram, dikarenakan permintaan maafnya tidak resmi.

Hal seperti ini seharusnya tidak terjadi dan sudah ada pertimbangan yang matang dari setiap lembaga perfilman karena kasus ini dapat menggiring ke opini yang dapat merusak citra Tanah Air terhadap orang-orang asing yang tidak begitu tau keadaan yang ada di Tanah Air. Terlebih lagi film ini sudah disiarkan di website layanan streaming yang namanya sudah besar seperti Netflix. 

Seluruh warganet menunggu permintaan maaf yang resmi dari lembaga perfilman yang terkait. Banyak harapan dari penggemar drakor termasuk warga Korea sendiri yang bermain di drakor lainnya ikut berkomentar di postingan akun @sbsdramaofficial untuk kedepannya kasus ini dapat dijadikan pelajaran di industri perfilman karena dapat memicu kejadian yang tidak diinginkan dan juga melanggar peraturan di dunia perfilman

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun