Olahan laut menjadi salah satu komoditas unggulan di Desa Kedungringin, Kecamatan Muncar, Kabupaten Banyuwangi. Melalui program One Village One CEO (OVOC) mahasiswa berkesempatan melakukan observasi potensi komoditas unggulan tersebut. Desa Kedungringin ini memilki banyak potensi laut yang sangat melimpah , salah satunya yaitu kerang. Memasuki minggu kedua, tim banyuwangi 3 mengunjungi produk olahan yang ada di kecamatan Muncar salah satunya yaitu produk olahan kerang krispy milik Bu Rabiya. Tim mengindentifikasi dan mensurvei beberapa hal mengenai awal berdirinya usaha kerang krispy, produk olahan , bahan baku yang dipakai, serta kendala yang dialami dalam proses produksi.Â
Menurut Bu Rabiya, Kerang memiliki potensi yang baik untuk dijadikan usaha. Beragam olahan berbahan kerang jadi salah satu favorit konsumen. Makanan laut yang satu ini disukai karena rasanya yang lezat dan teksturnya yang kenyal. Namun, bu Rabiya berinovasi membuat produk olahan kerang menjadi kerang krispy karena Bu Rabiya ingin membuat sesuatu yang berbeda dari yang lain. Tidak hanya kerang krispy saja tetapi Bu Rabiya juga menjual ikan krispy. Ikan krispy merupakan ikan asli yang diolah menjadi tipis dan krispy, ikan tersebut terbuat dari ikan pete yang bisanya tidak laku dipasar ikan bahkan dibuang kembali ke laut. Rasa yang unik dan krispy menjadikan produk ini bisa dikonsumsi untuk pelengkap makan sebagai kerupuk.Â
Awal mula bu Rabiya mendirikan usaha ini yaitu pada saat pandemi covid-19 masuk ke Indonesia di tahun 2020. Banyak hal yang berubah terutama di dunia perekonomian, dan banyak masyarakat yang di berhentikan dari pekerjaannya karena covid ini. Bu Rabiya memulai usaha ini bermula dari mencoba membuat produk olahan dari kerang serta olahan laut lainnya. Banyak keluarga yang awalnya hanya mencoba hingga akhirnya menyukai hasil olahan tersebut, hal ini dimanfaatkan oleh ibu rabiya untuk memulai usaha dibidang oalahan hasil laut. Usaha ini terus ia kembangkan mengingat banyaknya hasil tangkapan laut yang tidak terjual karena dampak covid 19 tersebut.
Mahasiswa juga melakukan sharing session Bersama Bu Rabiya mengenai cara pengolahan produk serta manajemen produksi. Produk olahan laut kerang krispy ini telah mencapai standarisasi produk seperti telah lulus PIRT dan juga kemasan yang digunakan memakai standing pouch dan sudah melewati proses sterilisasi. Berdasarkan informasi yang kami peroleh, usaha milik Bu Rabiya ini memiliki beberapa kendala seperti kurangnya penerapan teknologi, hingga pemasaran hasil produksi yang masih kurang. Oleh karena itu, program One Village One CEO (OVOC) melalui mahasiswa sangat diperlukan seperti mengadakan pelatihan-pelatihan untuk mengoptimalkan pemasaran.